Pangkalpinang (ANTARA News) - Kabid P2PL pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bangka Belitung (Babel), dr Helmi Sofie menyatakan, dana fogging (mengasapan) untuk membunuh nyamuk pembawa wabah penyakit mencapai sekitar Rp2 miliar.

"Dana untuk melakukan fogging yang harus dikeluarkan pemerintah kabupaten dan kota cukup besar, bisa mencapai Rp2 miliar sementara fogging kurang efektif dalam menekan angka penyakit malaria, cikungunya dan DBD yang dibawa oleh nyamuk," katanya di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan, fogging dilakukan oleh aparat Dinas Kesehatan jika kasus malaria, cikungunya dan demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk menunjukkan tren peningkatan.

"Dalam artian fogging dilakukan bersifat insidentil dan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, bukan membasmi jentik atau sarang nyamuk," ujarnya.

Menurut dia, cara yang paling efektif untuk mengatasi penyakit malaria, cikungunya dan demam berdarah adalah kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan agar bersih.

"Masyarakat harus membiasakan pola hidup sehat dengan membersihkan lingkungan dan tidak membiarkan air tergenang karena bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk pembawa wabah penyakit," ujarnya.

Menurut dia, banyak ditemukan kasus malaria, demam berdarah dan cikungunya karena rendahnya kesadaran masayarakat dalam membersihkan lingkungan dan mobilisasi penduduk di Babel cukup tinggi.

"Contohnya penyakit cikungunya pada 2009 ditemukan sebanyak 22.560 kasus akibat rendahnya kesadaran masyarakat membersihkan lingkungan dan tingginya mobilisasi penduduk di provinsi ini," katanya.

Menurut dia, kasus cikungunya ditemukan di seluruh daerah kabupaten di Babel dan upaya dilakukan selama ini adalah membasmi sarang nyamuk untuk memutus mata rantai atau membunuh jentik nyamuk cikungunya.

"Selain itu setiap kabupaten dan kota juga melakukan pencegahan dengan cara pengasapan (fogging) di sejumlah titik yang menjadi tempat berkembangnya nyamuk pembawa penyakit cikungunya," ujarnya. (HDI/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010