Jakarta (ANTARA) - Volkswagen mendapat keuntungan pada kuartal ketiga di China berkat melonjaknya permintaan mobil mewah di negara dengan penjualan otomotif terbesar dunia itu.

VW melaporkan laba operasi revisi sebesar 5,4 persen pada divisi otomotif, "rebound" dari minus 5,8 persen pada kuartal kedua. Meski memperoleh laba, pendapatan itu lebih rendah 7,4 persen dari tahun sebelumnya.

Kendati demikian, Chief Financial Officer VW, Frank Witter menyatakan bahwa perusahaan tidak bersenang-senang atas pencapaian itu karena pandemi COVID-19 belum berakhir.

"Virus corona tetap masalah utama," kata Frank Witter dilansir Reuters, Kamis (29/10). "Situasi sekarang ini sama sekali tidak untuk bersantai."

Baca juga: VW Taos meluncur pada musim panas tahun depan

Baca juga: Volkswagen hadirkan Tiguan 2021 di Inggris


Produsen mobil Jerman itu menegaskan, mereka menginginkan keuntungan untuk setahun penuh, dan mengatakan bahwa bisnisnya "pulih secara nyata" pada kuartal tersebut karena penjualan kendaraan premium di China, termasuk mobil sport Audi dan Porsche yang naik 3 persen.

Witter memastikan bahwa perusahaan itu tidak akan merilis perkiraan laba setahun penuh secara spesifik karena kondisi pasar yang tak stabil.

Selama kuartal ketiga, kinerja VW dibantu oleh serangkaian langkah pemotongan biaya yang diluncurkan awal tahun ini.

VW mengatakan likuiditas bersih mereka naik menjadi 24,8 miliar euro dari 18,7 miliar euro pada akhir kuartal kedua.

Laba operasional mereka pada kuartal ketiganya sebesar 3,2 miliar euro ($ 3,78 miliar), turun dari 4,8 miliar euro setahun sebelumnya.

Pekan lalu, Daimler melaporkan adanya lonjakan permintaan mobil di China untuk merek Mercedes-Benz sebesar 24 persen.

Baca juga: VW tarik 210.000 Jetta karena baut mesin mudah kendur

Baca juga: Audi akan ambil alih pengawasan dari Bentley

Baca juga: VW Golf generasi delapan hadir dengan lebih banyak varian
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020