Bishkek (ANTARA News/Reuters) - Lima mayat tergeletak di taman utama dekat kantor presiden, ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek setelah bentrokan antara para pemrotes dan polisi anti huru hara,kata seorang juru foto Reuters di lokasi itu, Rabu.

Lebih dari 5.000 pemrotes berkumpul dekat kantor itu, menuntut pengunduran diri Presiden Kurmanbek Bakiyev.

"Ada lima mayat tergeletak di taman itu, Banyak darh berceceran," kata juru foto itu.

Protes-protes oposisi Kyrgyzstan meluas di ibu kota itu Rabu dengan polisi anti huru hara menembaki gas air mata dan melemparkan granat-granat dalam usaha membubarkan para pengunjuk rasa.

Konflik politik melanda Kyrgyzstan, sebuah bekas republik Asia Tengah Sovyet, sejak awal Maret.

Kerusuhan itu menimbulkan kecemasan bagi Amerika Serikat, yang menggunakan sebuah pangkalan udara militer di Kyrgyzstan.

Protes di Bishkek itu dimulai di luar kantor oposisi utama di pinggiran kota itu. Sekitar 200 pemrotes melawan usaha polisi untuk membubarkan pertemuan itu, membakar mobil-mobil polisi ketika mereka bergerak ke pusat kota itu.

Massa, yang bersenjatakan besi-besi potongan dan batu-batu bergerak menuju kantor presiden. Kemudian suara tembakan terdengar dekat gedung itu.

Kelompok opososi itu menuntut agar Bakiyev, yang bekuasa dalam satu pemberontakan rakyat tahun 2005, memberantas korupsi dan memecat para keluarganya dari jabatan-jabatan senior.

Aksi kerusuhan itu meluas dari dua kota provinsi tempat para pemerontes menyerbu kantor-kantor pemerintah Selasa dan menahan seorang gubernur di kota Talas selama beberapa jam.

Di Naryn, sebuah kota di Kyrgyzstan tengah, sekitar 1.000 lawan presiden itu mengambil alih gedung pemerintah lokal, memaksa gubernur daerah itu lari, kata para saksi mata kepada Reuters.

Satu kelompok massa antara 3.000 dan 4.000 pemrotes berkumpul di taman utama di Talas, sebuah kota kecil di satu lembah yang indah di perbatasan dengan Kazakhstan.
(RN/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010