Purwokerto (ANTARA) - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yanto, Ph.D kembali mengajak masyarakat untuk mewaspadai banjir menyusul peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Jawa Tengah.

"Waspadai bencana banjir terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama," katanya di Purwokerto, Banyumas, Sabtu.

Dia menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab banjir, misalkan meningkatnya intensitas hujan, kenaikan muka air laut serta topografi yang landai bahkan cenderung datar.

Baca juga: Banjir-longsor terjang Kebumen dan Cilacap-Jateng, warga mengungsi

Dia mencontohkan hujan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan air yang mengalir di sungai meluap ke sisi kanan maupun kiri sungai yang datar.

"Sungai yang meluap menyebabkan air dari sekitar tidak dapat mengalir ke sungai akhirnya menggenangi dataran di sisi kanan dan kiri sungai," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa wilayah dengan topografi yang datar biasanya akan membuat air menggenang dan tidak teralirkan ke laut.

"Aliran air hanya digerakkan oleh beda ketinggian muka air," katanya.

Dia menambahkan bahwa pada saat ini adalah waktunya air laut pasang sehingga muka air lebih tinggi dari muka air rata-rata.

"Akibatnya beda tinggi muka air di daratan dengan di laut lebih kecil sehingga air sungai lebih lambat masuk ke laut menyebabkan luapan sungai dan genangan banjir," katanya.

Baca juga: Banjir di sejumlah wilayah Banyumas berangsur surut

Sementara itu BMKG Banjarnegara, Jawa Tengah kembali minta warga waspadai potensi curah hujan tinggi.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan masyarakat tidak perlu panik, namun perlu meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan lebat dengan durasi yang panjang.

"Jika turun hujan dengan durasi cukup lama hingga di atas 30 menit maka perlu meningkatkan kewaspadaan karena dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologis seperti longsor, banjir, pohon atau baliho tumbang dan lain sebagainya," katanya.

Dia juga mengimbau warga untuk melakukan pemangkasan dan peremajaan pohon secara berkala.

"Jika memungkinkan maka kami mengimbau masyarakat untuk segera memangkas cabang-cabang pohon yang berpotensi patah atau tumbang akibat cuaca ekstrem," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu melakukan pembersihan saluran air dari sampah-sampah yang dapat menghambat drainase.

"Dengan demikian diharapkan pada saat hujan tidak akan terjadi genangan karena terjadinya sumbatan di saluran air," katanya.
 

Baca juga: Antisipasi banjir, sungai di Pekalongan-Jateng dinormalisasi

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020