Jakarta (ANTARA) - Psikolog perilaku Jo Hemmings mengatakan, sekedar melihat kembali foto-foto lama bisa menjadi bentuk perawatan diri yang sangat bermanfaat. Dia menyarankan Anda meluangkan waktu sejenak untuk mensyukuri waktu-waktu yang sudah Anda lewati.

"Meluangkan waktu untuk melihat kembali kenangan berharga kita bisa sangat bermanfaat bagi kesejahteraan mental kita karena dapat membantu membangkitkan perasaan positif dan bahagia," kata Jo kepada Metro.co.uk beberapa waktu lalu.

Bunga (bukan nama sebenarnya), seorang jurnalis yang bekerja di Jakarta mengatakan, terkadang menengok foto-foto lamanya terutama saat tidak bisa tidur. Dia biasanya melihat foto saat berlibur ke luar negeri atau masa kecil dan ini menyenangkan untuknya.

"Kadang kalau enggak bisa tidur (lihat) foto-foto pas ke luar negeri, waktu ke Turki, Jepang, Korea, Singapura. Paling pas bosen scroll TikTok, Instagram, gua buka Facebook lihat-lihat foto. Jadi ingin jalan-jalan lagi," ujar dia kepada ANTARA, Minggu.

Baca juga: Berusaha bahagia sepanjang waktu bisa berbahaya

Baca juga: Pribadi ekstrovert lebih bahagia, terlepas dari kebudayaan


Menurut Bunga, menengok sejenak foto-foto berlibur ke berbagai wilayah juga membuatnya bersyukur bisa mengunjunginya sekaligus memotivasinya mengunjungi wilayah lainnya suatu hari nanti.

Selain dia ada juga Lilid (bukan nama sebenarnya), seorang pewarta di Jakarta yang mengakui sempat melihat foto berliburnya bersama rekan-rekan satu profesinya pada Oktober 2019.

Saat itu, dia dan rekan-rekannya itu mengunjungi negara tetangga, Malaysia selama tiga hari dua malam dan ternyata menjadi liburan yang terakhir dia lakukan bersama koleganya itu sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia.

"Sudah setahun. Kemarin pas tepat setahun, gue buka foto-foto (waktu berlibur ke Malaysia), langsung ingin jalan-jalan bareng lagi," kata dia kepada ANTARA beberapa waktu lalu.

Penelitian menunjukkan, saat Anda mengulas foto di ponsel pintar, maka tidak hanya membantu ingatan Anda sembari berbincang bersama keluarga atau teman (via pesan elektronik atau telepon), tetapi juga memicu emosi primer dan positif seperti kegembiraan dan cinta.

Menurut Jo, hal ini menciptakan gelembung emosional, respons otomatis untuk kembali ke momen yang Anda lihat di layar, dan itu menyatu dengan ingatan kita yang lebih luas tentang peristiwa yang tidak terpotret.

Anda bisa mencoba melakukannya dan mungkin akan mengingat cerita-cerita lucu pada momen tertentu. Saat melihat foto liburan bersama rekan misalnya, ada bisa ingat masa-sama persiapan rencana liburan mulai dari lokasi wisata yang ingin dikunjungi, berdebat sejenak soal hotel tempat menginap atau candaan tentang tujuan kocak di balik rencana liburan itu misalnya ingin bertemu sosok yang lebih baik dari mantan dan lainnya.

Perpaduan emosi itu merangsang oksitosin, hormon yang mendorong perasaan cinta dan ikatan serta memperkuat memori sosial di otak, dan dopamin, yang dikenal sebagai hormon perasaan baik.

Bahkan melihat kembali ke masa-masa yang mungkin tidak akan pernah hadir kembali lalu membuat Anda melankolis terbukti memiliki dampak positif secara keseluruhan pada kesejahteraan Anda.

Pakar media sosial Sara Tasker mengatakan hadirnya #throwback beberapa waktu lalu juga berkaitan tentang rasa syukur. Melalui #throwback, orang-orang bisa merayakan momen-momen yang sebelumnya mereka anggap biasa saja.

Baca juga: Foto liburan, alasan teman "unfollow" media sosial

Baca juga: Dian Sastro bikin startup layanan foto liburan

Baca juga: Tren foto liburan orang Indonesia

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020