Secara garis besar, kami menyiapkan sekitar tiga hingga empat persen dari total revenue BRI untuk melakukan transformasi digital. Di dalamnya, termasuk membangun kapabilitas fintech
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalokasikan belanja modal atau capex hingga empat persen dari total pendapatan perusahaan guna mengakselerasi transformasi digital, salah satunya untuk membangun kapabilitas financial technology (fintech).

"Secara garis besar, kami menyiapkan sekitar tiga hingga empat persen dari total revenue BRI untuk melakukan transformasi digital. Di dalamnya, termasuk membangun kapabilitas fintech," kata Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.

Indra menjelaskan, sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, BRI membangun ekosistem digital sebagai bagian dari transformasi digital agar perusahaan tetap unggul dan memberikan inovasi layanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Perumusan berbagai inovasi itu, tambah dia, tidak hanya bertujuan membangun ekosistem digital dalam rangka transformasi, tapi juga untuk mengantisipasi perubahan perilaku nasabah di era disrupsi teknologi pada masa pandemi COVID-19.

Selain itu, menurut dia, percepatan transformasi digital ini diperlukan mengingat perkembangan industri digital yang pesat dalam dua tahun terakhir telah mempengaruhi pertumbuhan pada e-money, peer to peer lending (P2P) dan lain sebagainya.

Untuk itu, Indra memastikan, BRI akan menerapkan dua strategi inisiatif dan inovasi untuk mempercepat transformasi digital tersebut yakni digitize dan digital.

Melalui digitalisasi, BRI mengeksploitasi dari bisnis yang ada dengan memanfaatkan teknologi supaya lebih efisien dan produktif. Sedangkan, strategi digital terkait menciptakan produk dengan fokus pada customer centric, inovasi dan customer experience yang lebih baik.

"Sebagai bank, tentu kita tidak boleh berhenti inovasi, justru mempercepat transformasi digital agar dapat memberikan dampak positif bagi nasabah ke depannya. Dengan transformasi digital, BRI bertekad melayani masyarakat sebanyak-banyaknya dengan biaya seefisien mungkin," kata Indra.

Dengan inovasi tersebut, BRI siap terjun ke industri fintech, baik melalui cara kerja sama dengan perusahaan fintech ternama seperti Investree dan LinkAja, atau membangun kapabilitas fintech secara internal seperti BRIAPI, Pinang, dan Ceria.

Pengembangan kapabilitas fintech juga dilakukan BRI pada anak perusahaan yakni melalui investasi senilai Rp1,5 triliun kepada BRI Ventures.

Indra mengharapkan, melalui kerja sama dengan fintech dan membangun kapabilitas digital, maka mayoritas transaksi nasabah dapat bergeser dari konvensional ke digital pada 2022.

Saat ini, percepatan transaksi melalui saluran digital telah tumbuh pesat, terlihat dari transaksi internet banking BRI yang melonjak 61 persen dan transaksi melalui mesin electronic data captured (EDC) naik 21 persen selama Januari-Maret 2020.

Dengan layanan digital, BRI juga mampu mencatat efektivitas dalam pengajuan dan penyaluran kredit melalui sistem biometri. Nasabah yang tadinya membutuhkan waktu dua pekan kini mendapatkan waktu kepastian yang lebih singkat yakni hanya dua menit.

Dalam masa pandemi, menurut Indra, BRI juga mengoptimalkan pengembangan BRIBrain sebagai upaya BRI membantu pemulihan ekonomi. Layanan ini merupakan terobosan teknologi digital yakni platform yang menyimpan, memproses dan mengkonsolidasikan informasi dari berbagai aliran data.

Platform ini menjadi otak bagi BRI untuk mengambil keputusan dalam bentuk BRIScore dengan tepat dan presisi.

"Dengan terobosan ini, BRI dapat meluncurkan produk-produk digital baru yang telah disempurnakan dan menjadi produk digital terdepan di segmennya. Saat ini, BRIBrain dimanfaatkan untuk semua produk digital lending BRI di antaranya Pinang, Ceria, dan KUR e-commerce," kata Indra.

Baca juga: BRI akselerasi penyaluran KUR digital melalui startup unicorn

Baca juga: BRI-Telkom kolaborasi tingkatkan layanan satelit

Baca juga: BRI jamin tidak ada PHK meski lakukan digitalisasi pada 2020

Baca juga: BRI bidik nasabah milenial lewat transformasi ke layanan digital


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020