Yogyakarta (ANTARA News) - Kaum Muda Nahdlatul Ulama yang didukung komunitas Tionghoa di Yogyakarta akan menggelar karnaval budaya serta tahlilan untuk memperingati 100 hari meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Kegiatan karnaval budaya dengan tema kebhinekaan dan tahlilan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (10/4) dan dipusatkan di Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta," kata Ketua Panitia Peringatan 100 hari wafatnya Gus Dur, Munir Che Aman di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, penyatuan kegiatan karnaval dan tahlilan tersebut dilakukan karena masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam peringatan wafatnya Gus Dur bukan hanya kaum Nahdliyin tetapi juga kelompok masyarakat lain misalnya dari kaum Tionghoa.

Dalam karnaval budaya tersebut akan ditampilkan atraksi seni budaya dari 33 provinsi di Indonesia yang diwakili oleh asrama mahasiswa yang ada di DIY, pawai seni budaya Tionghoa, pawai lintas agama, atraksi seni budaya tradisional dari lima pengurus cabang NU se-DIY dan pawai motor besar dari Ikatan Motor Besar Indonesia.

"Karnaval akan diikuti 4.000 peserta dan menutup sepanjang Jalan Malioboro mulai dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB ," katanya.

Menurut dia, tahlilan akbar yang akan berlangsung Sabtu malam diperkirakan diikuti sekitar 50.000 orang karena setiap PCNU akan mengerahkan sekitar 5.000 orang ditambah simpatisan dari luar warga nahdliyin.

"Secara pribadi, Ahmad Dhani yang menjadi pentolan grup band Dewa juga akan melakukan performent art. Sampai sekarang, Ahmad Dhani masih tetap berkomitmen untuk tampil, belum ada perubahan rencana," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Fu Qing Yogyakarta Sutanto Sutandyo menyatakan warga Tionghoa di Yogyakarta mendukung kegiatan tersebut karena alasan historis, yaitu jasa Gus Dur yang telah merangkul warga Tionghoa sehingga tidak lagi didiskriminasikan.

"Gus Dur banyak berjasa bagi warga Tionghoa karena telah membebaskan kami untuk bisa menampilkan atraksi budaya dan berbahasa Mandarin. Sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya," katanya.(E013/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010