Jakarta (ANTARA) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengungkapkan bahwa peringatan Maulid Nabi menjadi momentum yang tepat untuk membuktikan kecintaan kepada Rasulullah SAW.

Peristiwa yang baru-baru ini terjadi di Prancis berupa penghinaan kepada Nabi Muhammad dan Islam menjadikan PKS tidak bisa diam dan bergerak sebagai tanda bukti cinta kepada Nabi.

"Alhamdulillah PKS sudah bergerak membela Rasulullah. Saya atas nama Presiden PKS secara resmi kemarin menulis surat kepada Presiden Emmanuel Macron dan pada hari Jumat (30/10) kemarin sudah disampaikan surat itu melalui Duta Besar Prancis di Jakarta," terang Syaikhu, dalam pernyataannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: Sekjen PKS: Presiden Jokowi harus desak Macron minta maaf

Hal tersebut disampaikannya dalam Peringatan Maulid Nabi SAW yang berlangsung di Kantor DPP PKS, Jakarta, Ahad (1/11) malam.

Syaikhu menambahkan penghinaan ini menjadi hal yang dikecam dan dikutuk keras oleh PKS, sebab sudah provokatif dan tidak sesuai dengan nilai fundamental demokrasi, serta penghormatan terhadap keberagamaan, dan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW, Syaikhu menjelaskan bahwa PKS telah mendesak Presiden Macron untuk mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada seluruh umat Islam di dunia.

"Saat kita mencintai seseorang maka tak akan pernah rela jika ada seseorang yang kita cintai dihinakan dan dinistakan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri prihatin atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang justru mendukung karikatur Nabi Muhamad SAW.

"Pemimpin yang seharusnya membuat situasi kondusif, kenyataannya juga memberikan dukungan. Bahkan, biasa-biasa saja. Dia tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan tersebut melukai 1,7 milyar umat Islam di seluruh dunia," ucap Habib Salim.

Habib Salim yakin bahwa orang yang memperolok-olok Rasulullah akan dihancurkan langsung oleh Allah SWT, sebagaimana dalam Alquran telah dibuktikan.

"Sejarah telah membuktikan itu semua. Allah memelihara, menjaga Rasul dari kejahatan mereka. Sepanjang sejarah, mereka yang menghina dan memperolok Baginda Rasul akan terjadi banyak azab dan musibah terjadi pada mereka semua," ujar Habib Salim.

Dalam acara tersebut, Habib Salim juga mengingatkan bahwa pembelaan yang dilakukan kepada Rasulullah harus dilakukan dengan cara yang islami.

"Kita sebagai umat Islam yang jumlahnya lebih dari 1,7 milyar di dunia pasti semua tidak rela kalau Rasul kita dijelek-jelekan, dipermainkan, dibuat karikatur. Kita harus membalasnya dengan cara yang islami," pesan Habib Salim.

Baca juga: Kemarin, Jokowi kecam pernyataan Macron hingga Megawati soal milenial

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020