Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono mengatakan program pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dilakukan sejak dalam kandungan dan lahir hingga untuk orang lanjut usia (lansia).

Agus dalam diskusi daring yang diselenggarkaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang dipantau di Jakarta, Senin mengatakan pembangunan SDM merupakan kegiatan yang tidak akan pernah habis karena regenerasi penduduk akan terus berulang sehingga upaya peningkatan kualitas manusia harus dilakukan di setiap fase kehidupan.

Menurut dia, pemerintah berupaya melakukan pembangunan SDM bersinergi dengan berbagai sektor, mulai dari pembangunan keluarga, kesehatan, infrastruktur, pendidikan, dan agama.

Yang paling pertama, kata Agus, pembangunan manusia Indonesia dilakukan dengan program 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu pemenuhan gizi manusia sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun.

"Sejak anak dalam kandungan, pastikan betul dan perhatikan 1.000 hari pertama kehidupannya. Pastikan betul pemenuhan gizi putra-putri sejak dalam kandungan karena golden oportunity ada pada saat itu. Setelah lahir berikan ASI," katanya.

Agus menekankan pentingnya pengetahuan dari orang tua untuk memberikan pola asuh yang sesuai pada anak usia dini. Dia menegaskan, pendidikan anak usia dini lebih ditekankan pada pendidikan karakternya ketimbang kemampuan kognitif.

"Anak usia dini, pendidikan utamanya adalah pendidikan karakter, dengan penanaman nilai-nilai positif. Bukan kemampuan kognitifnya, tapi karakternya. Dan di sini peran orang tua dan guru sangat penting," kata Agus.

Selanjutnya memasuki usia sekolah, yaitu sejak SD, SMP, SMA, pemerintah melakukan berbagai intervensi demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, mulai dari pembangunan infrastruktur sekolah, pembiayaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tunjangan profesi guru, perbaikan kurikulum, dan Kartu Indonesia Pintar.

Agus menekankan adanya program Kartu Indonesia Pintar untuk memastikan masyarakat dengan ekonomi kurang mampu tetap mendapatkan pendidikan hingga 12 tahun. Bahkan, program Kartu Indonesia Pintar dilanjutkan menjadi KIP Kuliah yang bertujuan agar masyarakat berpenghasilan rendah tetap bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Di masa usia produktif, katanya, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan melalui investasi besar-besaran. "Pemerintah tidak henti-hentinya menciptakan iklim investasi yang baik, membangun kawasan ekonomi baru supaya lulusan perguruan tinggi ada tempat untuk bekerja," kata dia.

Bahkan, kata Agus, hingga penduduk lanjut usia pun tetap diberikan program pembangunan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. "Begitu lansia bukan berarti tidak di-openi, banyak program diberikan pada lansia," kata dia.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020