Lisbon (ANTARA) - Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa, Senin (2/11), mengatakan ia mempertimbangkan penerapan keadaan darurat sebagai tindakan pencegahan untuk melawan penyebaran virus corona pada saat infeksi meningkat.

Beberapa jam setelah Perdana Menteri Antonio Costa meminta presiden untuk mengumumkan keadaan darurat, Presiden Rebelo de Sousa mengatakan dalam sebuah wawancara dengan RTP Television bahwa dia sedang mempertimbangkan permintaan tersebut.

Presiden Rebelo de Sousa menjelaskan bahwa upaya tersebut akan mencakup langkah-langkah khusus untuk memerangi pandemi, tetapi bukan dalam bentuk penguncian total.

Keadaan darurat awal COVID-19, yang menurut hukum Portugis dibatasi hingga 15 hari tetapi dapat diperpanjang tanpa batas waktu dalam periode 15 hari jika diperlukan, diumumkan pada Maret dan berlaku selama enam minggu.

Status darurat itu membatasi pergerakan orang dan menyebabkan ribuan bisnis menghentikan kegiatan dan menghancurkan ekonomi.

"Ekonomi tidak dapat menangani pengurungan (total)," kata Rebelo de Sousa dalam wawancara di kediaman resminya. "Apa yang dipertimbangkan adalah hal yang berbeda."

Jika Rebelo de Sousa mengumumkan keadaan darurat, langkah itu harus mendapat persetujuan dari parlemen, yang sangat mungkin akan menyepakatinya.

Pada Sabtu (31/10), pemerintah menerapkan beberapa langkah, seperti kewajiban warga negara --sebuah rekomendasi daripada aturan-- untuk tinggal di rumah kecuali untuk bekerja, sekolah, atau berbelanja. Aturan tersebut diberlakukan di 121 kota, termasuk di wilayah utama Lisbon dan Porto.

Keadaan darurat akan membuka jalan bagi tindakan wajib ,seperti pembatasan pergerakan orang, tetapi hanya ketika diperlukan.

"Ini adalah saat kritis dan mengumumkan ... keadaan darurat akan memperkuat kesadaran sipil akan keadaan darurat sanitasi yang kita hadapi," Costa mengatakan kepada wartawan sebelumnya pada Senin. Ia menambahkan bahwa keadaan darurat tidak akan seketat pada Maret.

Namun, katanya, jam malam dapat dilaksanakan jika dianggap perlu.

Keadaan darurat akan "menghilangkan keraguan hukum" mengenai langkah-langkah yang mungkin harus diambil pemerintah, kata Costa.

Portugal, yang berpenduduk lebih dari 10 juta orang, telah mencatat 146.847 kasus yang relatif rendah dan 2.590 kematian akibat COVID-19.

Tetapi, jumlah kasus baru harian mencapai 4.656 pada Jumat (30/10), tertinggi sejak pandemi mulai muncul. Tes COVID-19 juga meningkat.

Sumber: Reuters 

Baca juga: Lockdown diterapkan lagi, MotoGP Portugal bakal digelar tanpa penonton

Baca juga: Perbatasan Spanyol-Portugal dibuka lagi setelah tiga bulan ditutup

Baca juga: Presiden Portugal jadi contoh isolasi diri meski negatif corona


 

Karantina skala mikro menurut presiden lebih efektif

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020