Kita sebagai muslim merasa tersinggung
Depok (ANTARA) - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Imam Budi Hartono mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk meminta maaf kepada umat muslim, karena telah tersakiti dan tersinggung dengan pernyataaannya terkait membiarkan tindakan penistaan Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di negara tersebut.
"Kita sebagai muslim merasa tersinggung, apalagi kita sedang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Imam Budi Hartono, di Depok, Selasa.
Menurut dia, jangankan Nabi Muhammad SAW yang dihina, ulama kita jika dihina atau pun presiden kita dihina saja tentunya kita merasa tersinggung.
"Jadi saling menghormati itu lebih baik. Tokoh agama siapa pun pasti umatnya akan marah jika ada yang menghina," ujar Imam yang saat ini maju sebagai calon wakil wali kota Depok pada Pilkada 2020.
Menurut dia, jika ada yang menghina Nabi Muhammad SAW, maka kita wajib membelanya. "Sebagai cinta kita kepada Rasulullah," katanya lagi.
Imam mengatakan sebagai seorang Presiden Prancis seharusnya tidak berbicara seperti itu. Masih banyak permasalahan yang harus disikapi seperti COVID-19 atau masalah lainnya.
"Tidak layaklah seorang presiden menghinakan nabi," kata mantan Ketua Komisi IV DPRD Jabar tersebut.
Ia berharap Presiden Prancis Emmanuel Macron segera meminta maaf kepada umat muslim seluruh dunia atas tindakannya tersebut.
"Kita sama-sama mengecam pernyataan Presiden Prancis dan meminta presiden tersebut meminta maaf kepada umat muslim," kata Imam.
Lebih lanjut Imam mengatakan Presiden PKS Ahmad Syaikhu sudah membuat surat terbuka kepada Presiden Prancis yang disampaikan ke Kedutaan Prancis di Jakarta. Mudah-mudahan bisa dijawab dan ada perubahan sikap, katanya lagi.
"Kita doakan ada perubahan sikap Presiden Prancis tersebut sadar dan hal ini tidak baik, saling menghormati lebih bagus," ujarnya.
Imam mendukung unjuk rasa yang dilakukan umat muslim Indonesia ke Dubes Prancis di Jakarta. "Semoga Allah memberikan keberkahan kepada mereka," ujarnya.
Selain itu, Imam juga mendukung aksi memboikot produk Prancis, baik itu makanan, minuman yang diproduksi oleh Prancis.
"Seruan kita boikot produk Prancis, pakai produk Indonesia atau pun sebagai warga Depok pakailah produk lokal Depok," katanya pula.
Baca juga: Presiden PKS: Maulid Nabi momentum bergerak membela Rasulullah
Baca juga: Kemarin, Jokowi kecam pernyataan Macron hingga Megawati soal milenial
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020