Khartoum (ANTARA News/AFP) - Rakyat Sudan berbondong ke tempat-tempat pemungutan suara Ahad, untuk memilih presiden mereka dalam pemilihan yang ditunggu, yang dinodai oleh boikot-boikot oposisi.

Terdapat dua pesaing kuat menghadapi Presiden Omar al-Beshir, yakni Yasser Arman bekas pemberontak selatan Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan dan mantan perdana menteri Sadiq al-Mahdi dari oposisi utara Partai Umma. Tetapi keduanya menarik diri dari pemilihan.

Daftar kandidat yang masih ada terdiri Omar al-Beshir, Hatim al-Sir, Abdallah Deng Nhial, Abdelaziz Khaled, Fatima Abdel Mahmud, Munir Sheik ad-Din, Kamil Idriss, dan Mahmud Ahmed Juha.

Omar al-Beshir, 66 tahun dicalonkan kembali oleh Kongres Nasional.

Beshir telah memerintah negara terbesar di Afrika itu sejak kudeta militer pada 1989 yang didukung oleh kelompok-kelompok Islam.

Pemerintahannya ditandai oleh perang sipil antara Sudan utara dan Sudan selatan pada 1983-2005, yang berakhir dengan penandatanganan Perjanjian Perdamaian Menyeluruh.

Pada 2003, perang sipil meletus kembali di wilayah barat Darfur.

Beshir adalah presiden pertama yang mendapatkan surat perintah penahanan dari Mahkamah Kejahatan Internasional.

Hatim al-Sir, 50 tahun, berasal dari Partai Persatuan Demokrat (DUP).

DUP adalah salah satu dari partai-partai besar bersejarah di bagian utara dan menempati peringkat kedua dalam pemilihan parlemen multi-partai pada 1986.

DUP adalah satu-satunya partai oposisi besar yang tidak memboikot pemilihan.

Sir adalah juru bicara resmi partai, yang adalah tangan politik Khatmiyya, satu ordo mistik Sufi Islam yang berpengaruh di Sudan timur dan utara.

Abdallah Deng Nhial, 56 tahun, berasal dari Partai Kongres Populer (PC).

Dia adalah seorang Muslim dari Sudan selatan. Nhial mengajar bahasa Arab klasik sebelum menjabat portofolio di bawah Beshir.

Dia adalah pendiri PC pada 1999 dengan tokoh Islam Hassan al-Turabi, yang suatu ketika pernah menjadi sekutu Beshir.

Abdelaziz Khaled, 65 tahun, dari Partai Aliansi Nasional Sudan.

Dia adalah mantan petugas senior militer. Khaled memimpin satu kudeta di Sudan timur pada tahun 1990-an.

Fatima Abdel Mahmud, 66 tahun, berasal dari Partai Persatuan Sosialis Demokratik.

Dia adalah wanita pertama dalam sejarah Sudan yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.

Dia adalah menteri di Sudan pada 1973 di bawah presiden Gaafar Nimeiri.

Munir Sheik ad-Din, 49 tahun, calon termuda berasal dari Partai Demokratik Nasional Baru.

Dia adalah bekas tentara yang bekerja selama beberapa tahun di Jordania.

Kamil Idriss, adalah calon independen.

Dia adalah mantan ketua Organisasi Properti Intelektual Dunia (WIPO), dan sebelumnya berkarier sebagai diplomat.

Mahmud Ahmed Juha, 60 tahun, juga berasal dari calon independen.
(Uu.H-AK/B002/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010