Medan (ANTARA News) - Permintaan rumah di Sumut sejak awal tahun 2010 terus naik dan diperkirakan bakal tumbuh hingga 30 persen menyusul mulai teratasinya krisis global dan kebutuhan yang masih tetap besar.

"Permintaan cukup besar, meski harga jual properti di Sumut juga tren naik 15 hingga 20 persen menyusul meningkatnya permintaan," kata pengembang di Sumut, Tomi Wistan di Medan, Minggu.

Permintaan rumah yang naik bukan saja terjadi pada tipe menengah ke atas tetapi juga menengah ke bawah.

Direktur PT Asia Bisnis Center itu, menjelaskan, permintaan rumah yang naik mulai dirasakan sejak akhir 2009, dimana suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) juga mulai turun akibat BI rate yang juga melemah.

"Memasuki 2010, permintaan semakin banyak dan itu semakin menggairahkan pengembang," katanya.

Dia menjelaskan, kenaikan harga rumah akan semakin terasa memasuki triwulan II tahun 2010, dimana kenaikan harga terjadi untuk setiap tipe.

Kenaikan harga jual properti tahun ini cenderung dipicu oleh permintaan yang mulai membaik, selain ada faktor lain seperti siklus harga yang sudah beberapa tahun terakhir ini harga jual tidak naik maupun kenaikan bahan bangunan seperti besi.

Harga besi misalnya sudah Rp7.000-an per kg setelah sebelumnya anjlok tinggal Rp6.500 per kg dari Rp11.500 per kg, menyusul banyaknya masuk produk China.

"Permintaan rumah yang meningkat itu sendiri dipicu oleh investasi yang dinilai pemodal kurang menarik lagi seperti di pasar saham, valas maupun emas," kata Tomi.

Properti dianggap menjadi instrumen investasi yang lebih menjanjikan tahun ini.

Meski ada kenaikan, BI Rate diperkirakan tidak lagi mencapai angka 9,25 persen setelah dewasa ini turun di kisaran 6,25 persen.

"Suku bunga KPR yang berkisar 7,5-11,5 persen dewasa ini dinilai relatif murah," kata Tomi yang juga menjabat Ketua Kadin Serdang Bedagai, Sumut itu.

Sebelumnya, Manager Consumer Direction BTN, Irman Alvian Zahiruddin ketika di Medan mengakui tren menguatnya permintaan rumah di dalam negeri.

Alasan itu juga, kata dia, yang menyebabkan Bank BTN tahun ini menargetkan penyaluran kreditnya tumbuh 30 persen dari tahun lalu yang naik juga sebesar angka itu atau sebesar Rp16 triliun.

"Tahun 2009 penyaluran kredit BTN sudah mencapai Rp40,7 triliun dengan 96 persen untuk sektor perumahan dan sisanya non perumahan," katanya sebelum acara Penarikan Undian Tabungan Batara di Medan dengan total hadiah secara keseluruhan sebesar Rp14 miliar termasuk 16 rumah.

Dengan membaiknya krisis global, maka permintaan kredit baik untuk perumahan dan non perumahan semakin meningkat, katanya.
(T.E016/R014/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010