Jakarta (ANTARA) - Komisaris PT Pertamina Hulu Energi dan Staf Ahli Wakil Menteri BUMN I, Fadli Rahman mengatakan industri podcast yang kini banyak digandrungi anak muda berpotensi memulihkan perekonomian nasional.

"Perkembangan dari industri podcast ini merupakan bentuk dari transformasi ekonomi. Sambil mencoba memperbaiki pemulihan ekonomi kita, tentunya ada beberapa hal yang lebih relevan, terutama terkait digitalisasi dan pemuda dalam talenta masa depan," kata Fadli dalam PFN CET, Rabu.

Baca juga: Kementerian BUMN segera arahkan PFN jadi lembaga keuangan perfilman

Baca juga: Perum PFN siap bertransformasi dorong konten lokal menuju global


Perum Produksi Film Negara (PFN) kembali menghadirkan diskusi virtual "Content Every THINK!" atau populer disebut "CET web-talks" hari ini,

Diskusi kali ini membahas tema "Pemuda Ambil Peran Pemulihan Ekonomi Nasional".

Tema tersebut dipilih masih dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, di mana para generasi muda diminta untuk terus semangat menciptakan konten kreatif dan melakukan inovasi guna memulihkan perekonomian nasional.

Sementara itu, pendiri podcast "Do You See What I See", Rizky Ardi Nugroho atau yang dikenal dengan Mr.Popo mengatakan podcast belum dianggap sebagai sebuah media penting untuk berpromosi dan menghasilkan uang atau masih dipandang sebelah mata.

Rizky pun bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta SiBerkreasi menggelar kelas podcast terbesar yang dihadiri oleh 8.000 peserta dan menghasilkan 3.000 podcaster baru dalam kurun waktu tiga bulan.

Para podcaster baru ini pun diharapkan dapat menciptakan konten-konten inovatif dan menunjukkan bahwa podcast sangat potensial untuk dijadikan profesi guna membantu pemulihan ekonomi.

"Kami membangun podcast untuk bisa diperhitungkan dan kreatornya bisa menjadikan podcast sebagai profesi dan karir. Podcast bisa dimanfaatkan sekali untuk memulihkan ekonomi dan melihat konten kreatif ini ruang lingkupnya sangat besar," kata Rizky.

Rizky juga meminta anak muda untuk berpikir kreatif dan inovatif walau dalam keterbatasan. Sebab konten kreatif dapat diciptakan dari mana saja termasuk di rumah.

"Pandemi ini kita dituntun untuk selalu kreatif dan menjadikan ini jadi kreativitas yang menghasilkan sesuatu. Enggak ada yang enggak mungkin tapi banyak yang bisa dipelajari dari sini," ujar Rizky.


Baca juga: Hari Radio Nasional, ini beda radio dan podcast

Baca juga: Spotify luncurkan fitur video untuk podcast

Baca juga: Spotify "playlist" Hari Kemerdekaan gabungkan musik dan podcast

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020