New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah Demokrat tampaknya tidak mungkin mengambil kendali Senat AS, menyebabkan investor melepaskan spekulasi atas kemungkinan terjadinya paket fiskal yang besar.

Kandidat Demokrat Joe Biden unggul tipis di Wisconsin pada Rabu (4/11/2020) setelah para petugas menyelesaikan penghitungan suara mereka di negara bagian penting itu, dorongan besar dalam upayanya untuk memenangkan kursi kepresidenan AS dari Donald Trump.

Namun, apa yang disebut gelombang biru suara Demokrat tidak muncul seperti yang diperkirakan banyak orang, sehingga kemungkinan Partai Republik akan mempertahankan kendali atas Senat AS, dan menentang peningkatan pengeluaran stimulus besar-besaran.

"Akan sangat sulit untuk mendapatkan stimulus tambahan jika kita memiliki Senat Republik," kata Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto. “Jika itu masalahnya, saya akan berpikir bahwa beberapa perdagangan gelombang biru' ini perlu dibatalkan. Sekarang apa artinya bagi dolar adalah bahwa kita mungkin mendapat kenaikan cepat."

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya naik 0,27 persen menjadi 93,39, setelah mencapai tertinggi satu bulan di 94,31.

Euro menguat tipis 0,09 persen menjadi 1,1722 dolar, setelah turun ke 1,1602 dolar, level terendah sejak 24 Juli.

Greenback sedikit berubah terhadap yen Jepang di 104,44 yen.

Yuan di luar negeri mencapai tertinggi lebih dari dua tahun di 6,6190 terhadap dolar pada Rabu sore (4/11/2020) saat Biden tampaknya memimpin dalam pemilihan. Yuan telah melemah ke level terendah satu bulan di 6,7741 dalam perdagangan overnight.

Perdagangan yang sangat berat Selasa malam (3/11/2020) antara dolar dan yuan mendorong volume di pasar dunia, kata Troy Rohrbaugh, kepala pasar global untuk JPMorgan Chase & Co.

Volume valuta asing di Asia tiga sampai empat kali rata-rata harian, katanya. "China adalah salah satu topik politik utama yang akan ditentukan oleh pemilihan," kata Rohbraugh.

Yuan sangat terpengaruh oleh perselisihan China-AS sejak pecahnya perang perdagangan bilateral pada 2018.

Selera risiko kuat pada Rabu (4/11/2020), dengan saham naik, yang kemungkinan membatasi reli dolar.

Namun, prospek tantangan hukum atas hasil pemilu mungkin masih mengurangi pengambilan risiko dalam beberapa hari atau minggu mendatang, yang kemungkinan akan mengangkat greenback lebih lanjut.

“Hasil pemilu yang diperebutkan dan ini dibawa ke pengadilan, itulah yang menurut saya tidak diinginkan semua orang,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York. “Jika Anda tidak memiliki kepastian itu, pada akhirnya Anda akan melihat bahwa penghindaran risiko akan tetap ada seperti yang kita lihat pada tahun 2000.”

Kampanye Trump mengatakan pada Rabu (4/11/2020) bahwa pihaknya akan mengupayakan penghitungan ulang suara di Wisconsin, beberapa jam sebelum CNN dan Associated Press memproyeksikan Biden telah memenangkan 10 suara electoral college negara bagian medan pertempuran tersebut.

Baca juga: Dolar merosot, selera risiko melonjak di hari pilpres Amerika
Baca juga: Dolar menguat saat investor berhati-hati jelang hari pemilihan AS
Baca juga: Ekonom: Trump-Biden bersaing ketat berpotensi picu kekhawatiran pasar

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020