Pejabat China juga tampak terganggu dengan kedatangan Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia. Ini bukti Indonesia diperebutkan oleh tiga negara besar ini
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan Indonesia akan menjadi negara mitra yang penting bagi siapapun pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) nanti, sehingga Indonesia perlu memanfaatkan peluang tersebut.

"Indonesia, setelah pandemi akan jadi penting bagi siapapun yang terpilih," katanya saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Secara bisnis, kata dia, AS ingin menjauh dari pengaruh China karena mereka belajar betapa tingginya ketergantungan terhadap Negeri Tirai Bambu selama pandemi sehingga ada dampak relokasi industri.

Baca juga: Presiden Jokowi terima Menlu AS Pompeo di Bogor

Baca juga: Pompeo : AS akan tingkatkan investasi di Indonesia


"Pada akhirnya mereka mencari alternatif negara asal impor dan juga tempat produksi baru di ASEAN, salah satunya adalah Indonesia," katanya.

Fithra menilai baik Joe Biden maupun Donald Trump memiliki perspektif yang sama terkait China, kendati memiliki pendekatan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang berbeda. Pendekatan Biden dari Partai Demokrat lebih regional dan asertif, sementara Trump lebih bilateral dan agresif.

Ia mencontohkan salah satu kebijakan Partai Demokrat dengan menggulirkan Kemitraan Trans Pasifik (TPP) menjadi bagian usaha mantan Presiden Barrack Obama untuk mengurangi pengaruh China di Asia. Berbeda dengan Trump yang melakukan langkah agresif secara bilateral.

Dalam konteks tersebut, Indonesia menjadi penting karena posisi geo-ekonominya yang jadi rebutan banyak kubu.

Baca juga: Rachmat Gobel: Kedatangan PM Jepang bawa pesan khusus dan strategis

"Karena jadi alternatif, otomatis posisi geo-ekonominya diperebutkan tidak hanya oleh AS. Kita lihat bagaimana PM Jepang Yoshihide Suga yang ketika terpilih langsung ke sini. Pejabat China juga tampak terganggu dengan kedatangan Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia. Ini bukti Indonesia diperebutkan oleh tiga negara besar ini," katanya.

Dengan demikian, menurut Fithra, siapapun pemenang Pilpres AS dampaknya akan netral bagi Indonesia.

"Cuma strateginya saja yang berbeda, bagaimana kita memanfaatkan peluang," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia-Jepang perkokoh kemitraan strategis

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020