Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyelenggarakan Tapak Tilas Virtual sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia terutama peran pemuda dalam rangka Hari Sumpah Pemuda.

"Melalui acara ini, meskipun di dalam suasana pandemi tidak menjadi penghalang untuk kita terus belajar serta sekiranya dapat mendorong masyarakat untuk dapat mengunjungi museum," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na'im dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Kamis.

Acara virtual yang bertemakan "Pemuda Hebat, Pemuda Berkarakter" itu dilakukan pada Sabtu (31/10) dan disiarkan melalui kanal YouTube Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud.

Baca juga: Kemendikbud naikkan nilai dana BOS di daerah 3T pada 2021

Acara yang awalnya dibatasi hanya untuk 4.000 orang itu mendapatkan animo yang cukup besar hingga akhirnya dihadiri oleh 4.800 orang pelajar dan mahasiswa.

Menurut Kepala Puspeka Hendarman, yang menjadi penyelenggara acara tersebut, dalam Tapak Tilas itu peserta diajak mengunjungi tiga museum secara virtual yaitu Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Naskah Perumusan Proklamasi.

Adapun kunjungan akan didampingi oleh edukator museum yang berbeda, dengan di akhir acara para peserta diharapkan dapat membuat laporan akhir bertemakan "Sumpah Pemuda" berdasarkan hasil keikutsertaannya dalam acara tersebut.

"Kita harus mengetahui sejarah untuk menjadi lebih baik. Kita harus bersatu, sebab tanpa persatuan kita runtuh. Mari bersatu di atas segala perbedaan dan membiasakan diri melihat perbedaan. Kita harus sama-sama berjuang untuk bangsa ini, bukan untuk diri sendiri saja, tapi untuk kita semua," kata Hendarman.

Baca juga: Kemendikbud dorong pelaksanaan Merdeka Belajar saat pandemi COVID-19

Tapak Tilas itu juga menghadirkan pendiri Komunitas Historia sejarawan Asep Kambali yang memberikan paparan tentang "Memahami Semangat Sumpah Pemuda" yang mengajak pemuda saat ini untuk memahami perjuangan para pemuda masa dulu terutama dengan berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 yang menjadi tonggak awal bersatunya para pemuda Indonesia tanpa mengindahkan aspek kedaerahan masing-masing.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula atlet panjat tebing Aries Susanti Rahayu yang memotivasi para peserta webinar.

Menurutnya, ucapan negatif di sekitar yang meremehkan dirinya, justru memacu dia untuk berprestasi bahkan sampai ke tingkat nasional.

"Pesan saya, tanamkan nilai Pancasila dalam diri kita, terutama Persatuan Indonesia. Kita sebagai anak muda harus bersatu memajukan Indonesia. Kalau saya, dengan cara olahraga. Kalian juga bisa berprestasi akademik atau seni. Tidak ada yang tidak mungkin. Kalau kita usaha keras, pasti kita bisa mencapai impian kita," kata Aries.

Baca juga: Nadiem Makarim: Kepsek berwenang atur peruntukkan dana BOS
Baca juga: Kemendikbud tingkatkan total anggaran untuk perguruan tinggi
Baca juga: Kemendikbud luncurkan Merdeka Belajar episode enam

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020