Kupang (ANTARA News) - Sebagian besar petani Kabupaten Rote Ndao gagal panen karena tanaman pangan seperti jagung tidak tumbuh normal, menyusul kekeringan akibat curah hujan yang rendah, yang akibatnya rawan pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) meluas.

Anggota DPRD NTT Somy Pandie yang baru kembali dari melakukan kunjungan kerja ke Rote Ndao, di Kupang, Selasa, mengatakan, puluhan waduk skala kecil di kabupaten paling selatan Indonesia itu, tidak menampung air sampai penuh.

Kecuali Danau Tua di Rote Desa Lalukoen, Rote Barat Daya yang sempat kering pada puncak kemarau 2009.

"Sebagian tanaman petani tidak bisa panen garena gagal tumbuh, waduk-waduk baik alam maupun yang dibangun pemerintah tidak bisa menampung air sampai penuh, karena curah hujan terlalu rendah," kata Pandie.

Bupati Kabupaten Rote Ndao Lens Haning yang dikonfirmasi mengaku, sebagian besar tanaman pertanian gagal tumbuh.

Saat ini, masyarakat wilayah pesisir mengandalkan rumput laut, namun dengan produksi yang pas-pasan, karena terkena pencemaran minyak mentah akibat kebocoran kilang minyak milik Australia di Celah Timor pertengahan tahun lalu.

Baik Pandie maupun Bupati Lens Haning sependapat, rawan pangan tidak terhindarkan, karena tanaman pangan bukan hanya gagal panen, tetapi gagal tumbuh, menyusul minimnya curah hujan musim ini.

Sementara dari Sumba Timur, ANTARA memperoleh informasi bahwa masyarakat di sejumlah desa mulai keluar masuk hutan untuk menggali "iwi", sejenis ubi hutan yang mengandung racun, sebagai pangan alternatif.

"Iwi" diolah menjadi pangan, setelah dijemur dan direbur beberapa kali untuk mengurangi kandungan racun.

Krisis pangan mulai melanda masyarakat sehingga Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora telah mengirim surat kepada Gubernur Frans Lebu Raya, Kementerian Sosial dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, meminta bantuan beras dan mesin pompa air.

Selain Rote Ndao, rawan pangan juga terjadi di Sumba Timur, Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat dan Sumba Tengah meskipun itu terjadi di hanya di beberapa kantong wilayah. (*)

K006/E001/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010