Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai para pemangku kepentingan, terutama di pemerintahan, harus memiliki "sense of crisis" menghadapi kondisi ekonomi dan kesehatan nasional dalam membuat kebijakan.

"Resesi ekonomi yang dihadapi saat ini jangan membuat kita patah semangat tapi harus tetap optimistis dapat mengatasi persoalan tersebut," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Indonesia resesi, Indef sarankan pemerintah rombak stimulus PEN

Apalagi, kata Lestari, tanda-tanda pemulihan ekonomi perlahan mulai tampak pada kuartal III 2020.

Rerie mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat minus 3,4 persen lebih baik daripada kuartal II yang tercatat minus 5,3 persen.

"Namun optimisme saja tidak cukup dalam menghadapi krisis, perlu kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi dalam menyikapi krisis kesehatan dan ekonomi saat ini. Pemerintah harus memiliki 'sense of crisis' dalam setiap kebijakan yang diambil," ujarnya.

Rerie menjelaskan, dari tiga faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi yakni ekspor, investasi dan belanja pemerintah, yang berpotensi mendorong pertumbuhan saat ini adalah belanja pemerintah.

Menurut dia, menyikapi kondisi itu, pemerintah harus kreatif menyusun aneka program penyerapan anggaran sehingga menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: BPS: Konsumsi pemerintah berhasil dongkrak ekonomi triwulan III 2020

Baca juga: Stafsus Presiden: Pemerintah pada trek tepat untuk pemulihan ekonomi


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020