Tahun 2015, bank masih mendominasi, tapi akhir 2019, peranan nonbank sudah muncul jadi perkembangannya luar biasa
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia mengungkapkan ada pergeseran pelaku sistem pembayaran ritel di Tanah Air dari awalnya didominasi perbankan, kini banyak dilakukan melalui teknologi keuangan digital atau financial technolgy/fintech menggunakan uang elektronik.

"Tahun 2015, bank masih mendominasi, tapi akhir 2019, peranan nonbank sudah muncul jadi perkembangannya luar biasa," kata Deputi Gubernur BI Sugeng dalam diskusi daring Indonesia Fintech Society di Jakarta, Senin.

Baca juga: Menko Airlangga: "Fintech" punya andil besar dukung PEN

Dalam pemaparannya, pembayaran menggunakan uang elektronik dikuasai OVO sebesar 20 persen, kemudian Bank Mandiri 19 persen, Gopay 19 persen, Dana 10 persen, dan BCA juga 10 persen.

Sisanya, BRI memiliki pangsa pasar 6,3 persen, LinkAja 5,8 persen, Shopee 3,7 persen, BNI 1,3 persen, dan Doku 1,2 persen.

Sementara itu, dari sisi penggunaan kartu kredit dan debit, masih dikuasai perbankan.

Apabila digabung penggunaan uang elektronik, kartu kredit dan debit, BCA menguasai pangsa pasar sistem pembayaran sebesar 23 persen, Bank Mandiri dan BRI masing-masing 16 persen, OVO 9 persen, dan Gopay 8,4 persen.

Kemudian, BNI 8 persen, Dana 4,6 persen, LinkAja 2,5 persen, Shopee 1,6 persen dan CIMB Niaga 0,9 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, perbankan di Tanah Air masih cenderung tertinggal dalam melakukan transformasi digital berdasarkan survei awal 2019, perbankan masih banyak fokus ke kanal elektronik seperti ATM dan mesin proses transaksi atau EDC.

"Meski, sudah ada masuk ke kuadran dua yakni internet dan mobile banking tapi kondisi saat ini sudah berubah. Bank menyadari pentingnya ke depan akan era digital sehingga mereka melakukan langkah penguatan sisi digital," katanya.

Mengingat digital banking membutuhkan nilai investasi besar terutama investasi teknologi informasi, maka bank yang menerapkan digital banking adalah bank besar yakni Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU 3 dan 4).

Baca juga: OJK: Inklusi & literasi keuangan digital seimbang dorong kesejahteraan
Baca juga: AFPI dorong "fintech lending" berperan aktif pulihkan ekonomi nasional


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020