Jakarta (ANTARA News) - Kepala Satpol PP Kabupaten Pulau Seribu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Hotman Sinambela mengatakan kerusuhan di Koja, Tanjungpriok, Jakarta, terjadi karena Satpol PP ditinggalkan oleh polisi.

"Pada rapat koordinasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hari pelaksanaan eksekusi lahan di Koja Tanjungpriok, polisi menyatakan enggan bertanggungjawab," kata Hotman pada diskusi "Siapa Butuh Satpol PP" yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan, dalam rapat itu polisi berkilah dengan mengatakan eksekusi lahan di Koja, Tanjungpriok, Jakarta Utara untuk perluasan terminal peti kemas PT Pelindo II, adalah murni tugas Satpol PP.

Karena polisi enggan menangani, Satpol PP yang mengerahkan sekitar 1.700 personil maju sendiri menghadapi massa, Rabu pagi (14/4). "Ketika terjadi bentrok di lapangan polisi juga terkesan lamban menangani," akunya.

Dia menyatakan Satpol PP menyadari meskipun tantangan tugas itu sangat berat tapi mereka harus melakukannya karena sudah menjadi tugasnya.

Hotman mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga tiga anggota Satpol PP yang tewas, yaitu M Supeno warga Kelurahan Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Israel Jaya yang beralamat di Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, dan Ahmad Tadjudin warga Kelurahan Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

R024/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010