Jakarta (ANTARA News) - Secara "diam-diam" tarif tol Surabaya-Gresik dinaikkan rata-rata 15,7 persen sejak awal Februari 2010, tanpa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya.

Padahal, informasi yang dikumpulkan ANTARA di Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta Senin menyebutkan, ruas itu masih dalam evaluasi dan juga audit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) karena kondisi jalannya rusak parah.

Kenaikan tarif sendiri telah sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 246 tahun 2010 tertanggal 4 Februari 2010.

Tol Surabaya-Gresik sepanjang 20,7 km, konsesi dipegang oleh PT Marga Bumi Matra Raya. Saat ini tarif terjauh golongan I dari Dupak ke Manyar naik Rp1.000 menjadi Rp8.000. Sedangkan golongan V naik menjadi Rp24 ribu dari sebelumnya Rp20.500.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, sebelumnya juga mengakui bahwa ruas tol Surabaya Gresik sudah naik terlebih dahulu. Karena pemegang konsesi berjanji untuk terus memperbaiki jalan tolnya.

"Ya memang pada saat saya lewati kesana, jalannya memang masih `ngetril` ya itulah memang kondisi jalan tol kita," katanya.

Kenaikan tarif tol ini juga tanpa disertai penambahan fasilitas layanan. Ruas tol ini sesama 10 tahun kondisi jalan mengalami kerusakan cukup parah di sejumlah ruas karena perawatan yang tidak optimal dan ada beberapa ruas masih ada yang bergelombang.

Sementara itu, pada bagian lain data Kementerian Pekerjaan Umum, sebagaimana disampaikan Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, menegaskan, pemerintah tetap akan menaikkan tarif tiga ruas tol tahun ini sesuai jadwal yang telah ditentukkan pada awal kontrak.

Kenaikan tarif ini sebagai komitmen pemerintah dalam menjalankan UU, yakni setiap dua tahun sekali ada penyesuaian tarif sesuai dengan inflasi.

Menurut Djoko, pemerintah saat ini masih menghitung besaran inflasi untuk ketiga ruas tersebut, yang dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

"Ya data inflasinya belum masuk ke saya, masih di BPJT nanti saya akan cek lagi," katanya.

Pada 2010 ini ruas tol yang bakal dinaikkan antara lain ruas tol Waru-Juanda, Surabaya sepanjang 12,8 kilometer. Konsesinya dipegang oleh PT Citra Marga Surabaya (CMS) anak perusahaan dari PT Citra Marga Nuspahala Persada (CMNP).

Ruas tol Waru-Juanda ini pertama beroperasi pada 28 April 2008 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Operator tol sendiri mengaku, tol yang menuju bandara Juanda Surabaya ini Lalu lintas harian rata rata (LHR) masih dibawah standar 12.500 perhari dari target sebanyak 35 ribu sehingga CMNP mengalami kerugian mencapai Rp69,85 miliar.

Sedangkan dua ruas tol lainnya adalah ruas tol milik PT Jasa Marga (persero) Tbk, yaitu ruas tol Sedyatmo (Tol Bandara Soekarno-Hatta) dan tol Jakarta-Cikampek. Penyesuaian tarif ruas tol Jakarta-Cikampek sebelumnya diberlakukan Maret tetapi diundur sampai 30 Mei 2008, sebesar 12,43 persen, sesuai surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 322/KPTS/M/2008.

Tarif tol Jakarta-Cikampek sepanjang 72,5 kilometer tersebut saat ini tarifnya Rp11.500. Sedangkan tarif tol Sedyatmo saat ini sebesar Rp4500.

Kenaikan tarif ini, kata Menteri PU, sesuai amanat Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan, pemberlakuan tarif awal dan penyesuaian tarif tol ditetapkan Menteri PU, dan sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.15 tahun 2005 tentang Jalan Tol, evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan dua tahun sekali oleh BPJT berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi.

Kepastian

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk, Okke Marlina, saat dihubungi sebelumnya mengatakan, soal rencana kenaikan tarif dua ruas tol itu, sebagai bentuk kepastian pemerintah kepada investor jalan tol.

Kepastian ini akan berdampak juga pada investasi Jasa Marga di ruas tol lainnya, maupun juga iklim investasi yang sehat.

"Ya kalau pemerintah berjanji menaikkan sesuai jadwal ya ini harapan kita, agar kepastian dalam berinvestasi di jalan tol itu bisa terukur," katanya.

Jasa Marga, kata Okke, tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik terutama standar pelayanan minimum (SPM) yang disyaratkan dalam PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol).

"Kita perbaiki terus pelayanan kami, mulai dari pelayanan e-tol card yang saat ini sudah mencapai 100 ribu pengguna, rest area yang maksimal, penghutanan jalan tol dan juga tingkat kerataan jalan juga terus diperbaiki," katanya.

Bahkan, kata dia, Jasa Marga terus melakukan pemantauan jalan lewat CCTV, perbanyak mobil Derek dan juga kendaraan unit kecelakaan yang terus ditingkatkan.

(T.E008/M012/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010