Manado (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Agus Fatoni mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi propinsi itu pada tahun 2021 diproyeksikan  sebesar 4-6 persen.

"Selain pertumbuhan ekonomi, kita juga memproyeksikan angka kemiskinan turun dan berada pada angka 7,5-8 persen," sebut Fatoni usai menandatangani MoU
Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2021 bersama Ketua DPRD Sulut Andi Silangen di Manado, Kamis.

Proyeksi indikator makro lainnya yaitu pengangguran yang diplot berada pada angka 6-7 persen serta inflasi terkendali lebih kurang atau sama dengan 3,0 persen.

Menurut Fatoni, KUA-PPAS APBD Sulut 2021 ini telah disinkronkan dengan kebijakan nasional, mulai dari skala prioritas pembangunan tahap ke-4 RPJPN 2005-2025 (RPJMN 2020-2024) yang disadur dari Undang-Undang RPJPN Nomor 17 Tahun 2007, tema pembangunan RKP 2021, hingga prioritas pembangunan nasional tahun 2021.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Sulut tahun depan, adalah mempercepat pemulihan ketahanan ekonomi dan kehidupan masyarakat didukung pengembangan pariwisata dan industri berbasis sumber daya lokal.

Kepala Balitbang Kemendagri itu mengatakan, ada 17 prioritas pembangunan yang harus diaktualisasikan bersama, yaitu penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, pembangunan pendidikan dan pembangunan kesehatan.

Selanjutnya, kedaulatan pangan, pembangunan perdesaan dan perkotaan, revitalisasi pertanian dan perkebunan, pembangunan pariwisata dan infrastruktur.

Prioritas pembangunan lainnya yaitu pembangunan perumahan dan pemukiman, pembangunan industri/kawasan ekonomi khusus, peningkatan daya saing investasi.

Selain itu, perikanan dan kemaritiman, pengelolaan bencana dan mitigasi iklim, pembangunan kawasan perbatasan, revolusi mental, trantibmas dan reformasi birokrasi.

"KUA dan PPAS yang telah disepakati nantinya akan menjadi dasar berpijak dalam penyusunan dan pelaksanaan program kegiatan di setiap perangkat daerah tahun 2021 termasuk sebagai acuan penyusunan rencana kerja anggaran perangkat daerah,” kata Fatoni.
Baca juga: Sri Mulyani: Dampak COVID-19 di Asia lebih baik dibanding Eropa
Baca juga: Bappenas optimis ekonomi kuartal IV 2020 bakal tumbuh 5 persen

Baca juga: Gubernur BI: Digitalisasi kunci pertumbuhan ekonomi RI ke depan
 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020