Faktor konsumsi masyarakat menjadi cara untuk lepas dari resesi mungkin bisa saya katakan benar, dengan asumsi konsumsi masyarakat diarahkan ke sektor-sektor yang stabil dan baik
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Haryadin Mahardika menilai faktor konsumsi masyarakat di sektor produktif menjadi salah satu penentu untuk keluar dari resesi.

"Faktor konsumsi masyarakat menjadi cara untuk lepas dari resesi mungkin bisa saya katakan benar, dengan asumsi konsumsi masyarakat diarahkan ke sektor-sektor yang stabil dan baik," ujar Haryadin Mahardika saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia,  barang-barang kebutuhan yang bersifat primer dan sekunder umumnya menjadi incaran konsumsi masyarakat dalam kondisi krisis, khususnya resesi yang terjadi saat ini. Sebaliknya barang-barang yang bersifat kebutuhan tersier cenderung jarang diminati oleh konsumsi masyarakat.

Baca juga: Arya Sinulingga: Konsumsi publik salah satu cara RI lepas dari resesi

Haryadin menyarankan agar pemerintah mengambil dan menjalankan strategi yang tepat untuk menggenjot konsumsi publik agar bisa lepas dari kondisi resesi.

Faktor lainnya, menurut dia, yang bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah resesi yakni aliran stimulus dan bantuan pemerintah bagi para pelaku ekonomi mulai dari pelaku UMKM sampai dengan industri besar.

Stimulus dan bantuan tersebut difokuskan pada sektor manufaktur, pangan, perkebunan, pada intinya sektor-sektor perekonomian yang masih produktif harus terus diberikan insentif oleh pemerintah.

Baca juga: Chatib Basri perkirakan ekonomi RI pulih 2022, pasca-pandemi teratasi

Selain itu Haryadin juga menilai jika vaksin COVID-19 telah hadir di Indonesia, maka pemulihan ekonomi nasional dapat dipercepat sehingga berangsur-angsur pulih.

Sementara itu Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan bahwa bantuan sosial (bansos) tunai, merupakan kunci perbaikan ekonomi di triwulan IV.

Bansos tunai dapat mendorong konsumsi masyarakat, terutama untuk makanan dan minuman, yang menjadi indikator besar dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Baca juga: Indonesia resmi resesi, IHSG sesi pertama ditutup melambung

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020