Kami juga mengoptimalkan pendapatan lainnya, seperti pengelolaan limbah B3 di samping juga meningkatkan utilisasi pabrik
Palembang (ANTARA) - PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan sejumlah strategi untuk memperkuat bisnis perusahaan di tengah pandemi COVID-19, salah satunya optimalisasi distribusi produk.

Perusahaan yang beroperasi di Baturaja, Sumatera Selatan ini mengoptimalkan penjualan dan distribusi produk melalui sistem daring sebagai bagian skenario bisnis di era tatanan normal baru untuk mengejar target 2,6 juta ton pada 2020.

"Kami juga mengoptimalkan pendapatan lainnya, seperti pengelolaan limbah B3 di samping juga meningkatkan utilisasi pabrik," kata Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim, Selasa.

Baca juga: Semen Baturaja genjot jual produk baru kejar target di semester II

Jobi mengatakan sebagai perusahaan semen pelat merah, perseroan juga perlu memperkuat sinergitas dengan klaster semen dan BUMN karya yang ada.

Apalagi, ada pembentukan Indonesia Cement Research Institute bersama klaster semen untuk mengembangkan SDM.

"Dengan demikian, kami dapat berkontribusi nyata terhadap pembangunan infrastruktur Indonesia, terutama di Sumsel," ujar dia.

Jobi melanjutkan SMBR juga telah melakukan inovasi bisnis model dengan memperluas bisnis ke produk hilir, juga membangun fasilitas alternative fuel and raw material (AFR) dan waster heat recovery power generator di perusahaan.

Ia menekankan kondisi saat ini juga menuntut adanya penerapan digitalisasi di semua lini, salah satunya pemasaran.

Selain itu, perusahaan juga membangun solusi digital dengan membentuk white labelling.

Menurut dia, pada usia 46 tahun ini, direksi juga mengajak seluruh pegawai untuk tetap produktif agar dapat melewati masa-masa sulit selama masa pandemi.

"Jangan menjadikan pandemi ini alasan untuk bermalas-malasan, justru new normal ini menjadi semangat baru untuk tetap beraktivitas dengan segala keterbatasan. Kami harus berjuang bersama untuk mencapai target perusahaan," kata dia.

Baca juga: Semen Baturaja akses kredit sindikasi Rp1,7 triliun
Baca juga: Kemenperin berupaya jaga produksi industri semen dan pelumas

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020