Semestinya mereka belajar secara daring, namun di lokasi pengungsian dibuatkan program agar mereka mau belajar kembali
Magelang (ANTARA) - Sejumlah anak warga kawasan Gunung Merapi yang mengungsi bersama orang tuanya di Desa Deyangan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendapat pendampingan belajar dari Komunitas Tim Pengajar Sekolah Darurat Merapi.

Koordinator Tim Pengajar Sekolah Darurat Merapi Rasidi di Magelang, Selasa, mengatakan kebetulan di kompleks pengungsian Deyangan ini ada gedung TK PGRI yang saat ini siswanya belajar secara daring sehingga bisa dimanfaatkan untuk belajar para pengungsi.

Ia menuturkan pendampingan belajar bagi anak-anak yang mengungsi ini baru berlangsung mulai Senin (16/11). Pendampingan belajar berlangsung Senin sampai Kamis, pukul 08.00-10.30 WIB.

Dalam pendampingan belajar ini, pihaknya membuat program yang sistematis untuk anak di pengungsian.

"Kebetulan dalam seminggu ini anak-anak banyak yang bermain dengan beda tempat maupun lokasi, jadi perlu kita bantu supaya belajar mereka tidak hilang," kata dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Magelang ini.

Menurut dia, agar belajar anak-anak di pengungsian tidak hilang maka diperlukan program.

"Semestinya mereka belajar secara daring, namun di lokasi pengungsian dibuatkan program agar mereka mau belajar kembali," katanya.

Ia menyebutkan berdasarkan pendataan anak-anak yang belajar di pengungsian ini terdiri atas anak TK ada 11 orang, SD 15 orang, dan SMP satu orang.

Dalam pendampingan ini, katanya, yang diajarkan adalah kemampuan dasar yang disesuaikan dengan kurikulum.

Baca juga: Bamsoet sarankan pemerintah beri edukasi pengungsi gunakan masker
Baca juga: BPBD Sleman waspadai potensi erupsi Merapi ke arah barat
Baca juga: Pengungsi Merapi di Magelang dapat layanan potong rambut gratis

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020