Washington (ANTARA) - Pakar medis yang menasihati Presiden terpilih Joe Biden tentang pandemi COVID-19 khawatir bahwa penundaan pemerintah federal dalam mengakui kemenangan pemilihan Biden dapat membahayakan respons AS terhadap virus tersebut, kata para ahli pada hari Selasa.

Dr. Vivek Murthy, salah satu ketua gugus tugas COVID-19 Biden, mengatakan para ahli belum dapat berbicara dengan pejabat pemerintah saat ini yang menangani virus, bahkan ketika Amerika Serikat dilanda lonjakan kasus virus corona dan rawat inap.

Itu bisa merusak kemampuan administrasi yang masuk untuk mendistribusikan vaksin, misalnya, kata Murthy.

"Kami perlu berbicara dengan individu-individu itu, kami perlu bekerja sama dengan mereka,” kata Murthy dalam sambungan telepon dengan wartawan yang diatur oleh tim transisi Biden.

Administrator Layanan Umum belum mengakui Biden sebagai "pemenang nyata" dari pemilihan 3 November, yang diperlukan untuk mengeluarkan dana pemerintah untuk transisi. Seorang juru bicara mengatakan administrator mengikuti preseden dan akan membuat keputusan setelah pemenangnya jelas.

Para ahli tidak dapat mengakses data real time, termasuk tentang kapasitas tempat tidur rumah sakit dan jumlah obat dan peralatan di gudang pemerintah, kata Murthy, mantan ahli bedah AS dan salah satu dari 13 ahli Biden pekan lalu yang ditunjuk untuk menasihatinya tentang COVID- 19 selama masa transisi.

"Kami dapat melihat data yang tersedia untuk umum, tetapi kami tidak memiliki akses ke berbagai informasi yang harus disiapkan pemerintah federal untuk 20 Januari," kata Murthy.

Sumber : Reuters​​​​​​
Baca juga: Jadikan corona prioritas, Biden akan umumkan satgas COVID-19
Baca juga: Satukan kembali anak-anak yang dipisahkan, Biden akan bentuk Satgas
Baca juga: Biden perkuat kemenangan, Trump isyaratkan tinggalkan Gedung Putih

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020