Mataram (ANTARA) - Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram menyisir perairan Teluk Awang, Kabupaten Lombok Tengah, untuk menemukan empat nelayan yang hilang akibat kecelakaan kapal di laut selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Selasa (17/11).

"Pada hari kedua pencarian, Tim Rescue Pos Siaga Pencarian dan Pertolongan Mandalika melakukan pencarian di seputaran perairan Teluk Awang," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram Nanang Sigit PH, di Mataram, Rabu malam.

Ia menyebutkan sebanyak 12 anggota tim pencari dikerahkan. Mereka terdiri atas Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram dan enam orang Tim Rescue Pos Siaga SAR Kuta Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.

Mereka melakukan pencarian korban menggunakan Kapal RIB 09 Mataram, peralatan SAR laut, dan alat komunikasi.

Nanang mengatakan hasil pencarian maupun pemapelan berita terhadap kapal-kapal yang melintas di sekitar lokasi kejadian pertama masih nihil.

"Tim pencarian sudah kembali ke Posko SAR untuk mengevaluasi, mengoordinasikan dan membuat rencana operasi SAR esok hari," ujarnya.

KM Kerinci Indah yang mengangkut sebanyak 11 nelayan dilaporkan mengalami kecelakaan di wilayah perairan selatan Pulau Lombok, NTB, pada Selasa (17/11), pukul 06.20 Wita.

Awak Kapal Cape Kallia yang melintas di lokasi kejadian berupaya mengevakuasi para korban, namun setelah mengevakuasi tujuh nelayan dari KM Kerinci Indah, mesin Kapal Cape Kallia mati.

Ketujuh nelayan yang selamat adalah Ilham Werawansyah (34), Toni Wijaya (34) asal Padang, Sumatera Barat, Riyanto (25) asal Flores, Nusa Tenggara Timur, Jainuddin (51), Wagito (50), asal Kabupaten Banyuwangi, Irawan (27), dan Sulaiman (34), asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Nanang mengatakan seluruh korban selamat masih berada di Kapal Rescue Boat 220 Mataram milik Basarnas Mataram yang sudah sandar di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.

Sementara empat nelayan yang masih hilang adalah Rudy Kurniawan (32), asal Yogyakarta, Agus Nopyan (37), asal Padang, Alfonso Mali (40), asal Medan, dan Badu Dahman Harahab (56), asal Cirebon.

Pewarta: Awaludin
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020