Jakarta (ANTARA News) - Ratusanorang yang tergabung dalam Solidaritas Petani Sawit Indonesia berunjuk rasa di kantor Unilever di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, untuk mendesak perusahaan multinasional Unilever agar tetap menggunakan minyak sawit Indonesia.

"Hanya berdasarkan laporan Greenpeace, Unilever dengan serta merta menghentikan penggunaan minyak sawit asal Indonesia," kata Juru Bicara SPSI, Ronny, di Jakarta, Kamis.

Menurut Ronny, Unilever telah berhenti menggunakan sawit Indonesia karena perkebunan kelapa sawit di Indonesia dituding sebagai salah satu sumber terjadinya gejala perubahan iklim di planet bumi.

Tindakan tersebut, ujar dia, merupakan sangat menyakitkan bagi para petani sawit di Tanah Air.

Untuk itu, SPSI juga menuntut Unileveragar meminta maaf kepada para petani sawit yang telah tersakiti.

Dalam aksi tersebut selain orasi, juga digelar aksi teatrikal yang menggambarkan penderitaan petani.

Selain itu, terdapat pula aksi teatrikal yang mengambarkan bahwa petani sawit bukanlah ancaman lingkungan tetapi merupakan sahabat dari sejumlah binatang seperti orangutan dan harimau.

Aksi yang berlangsung selama satu jam hingga sekitar pukul 13.00 WIB itu juga diwarnai dengan pelemparan telur ke arah Kantor Graha Unilever yang terletak di Jalan Gatot Subroto.

Sementara itu, Unilever dalam keterangannya akan tetap melakukan pembelian minyak sawit dari produsen-produsen minyak sawit di Indonesia, terutama dari produsen yang menerapkan prinsip keberlanjutan dalam menjalankan bisnisnya.

Sebagai penguna minyak sawit dalam beberapa produknya, Unilever memiliki komitmen untuk turut memajukan industri minyak sawit yang berkelanjutan di Indonesia, menjadikannya tumbuh, berkembang dan lestari.

Untuk itu, Unilever memilih untuk membeli minyak sawit dari sumber-sumber yang dikelola secara bertanggungjawab terhadap lingkunfan dan sebaliknya tidak membeli dari pihak-pihak yang terlibat dalam praktek-praktek yang merusak lingkungan.

Hal itu untuk memastikan kelestarian industri minyak sawit serta lingkungan hidup di Indonesia, sebut Unilever. (M040/A011/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010