keamanan vaksin perhatian utama dalam pembuatan, pemberian dan pemantauan setelah menjadi program
Jakarta (ANTARA) - Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) menegaskan keamanan vaksin COVID-19 yang akan diberikan kepada masyarakat Indonesia sudah diuji sejak awal penelitian dan akan tetap dipantau pascadistribusi di masyarakat.

Ketua Komnas KIPI Prof DR Dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, dalam keteranganya yang disampaikan pada acara Forum Merdeka Barat 9 secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan keamanan vaksin dilakukan berkali-kali pengujian mulai dari hewan percobaan pada fase awal penelitian dan uji klinis pada manusia.

Baca juga: Wapres: Izin BPOM dan Fatwa MUI harus ada sebelum vaksinasi COVID-19

"Uji klinik secara klasik dimulai pada fase praklinikal, diberikan pada binatang percobaan. Yang dinilai keamanan vaksinnya, kalau binatang tidak cacat, mati atau memiliki efek samping berat baru masuk fase uji klinik pertama," kata Hindra.

Selanjutnya pengujian keamanan vaksin dan efikasi atau kebermanfaatan vaksin diuji pada fase uji klinis tahap satu, tahap dua dan tahap tiga.

Baca juga: Terawan sebut simulasi vaksin COVID-19 di Indonesia jadi sorotan dunia

Uji klinis tahap satu dilakukan di beberapa orang saja, kemudian tahap dua dilakukan pada ratusan orang, sedangkan pada uji klinis tahap tiga dilakukan kepada ribuan orang dan dilakukan di berbagai negara berbeda.

Setelah uji klinis tahap tiga selesai, kemudian Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan kajian terhadap hasil uji klinis untuk memastikan kembali keamanan dan kebermanfaatan vaksin.

Baca juga: Jokowi tegaskan vaksin COVID-19 di Indonesia harus masuk daftar WHO

Selanjutnya BPOM mengeluarkan Emergency Use Authorization agar vaksin bisa segera digunakan di masyarakat mengingat kondisi pandemi.

Bahkan Hindra menerangkan pengujian keamanan tidak hanya berhenti di situ, melainkan juga pascadistribusi vaksin di masyarakat.

"Lalu tahap empat yaitu post marketing surveilans atau pengawasan setelah dipasarkan, ini dilaporkan ke Komnas KIPI untuk dipantau kejadiannya," kata Hindra.

Baca juga: Guru Besar FK Unpad bantah isu vaksin COVID-19 tidak aman

Dia meminta kepada masyarakat agar tidak khawatir dengan keamanan vaksin COVID-19 yang akan diberikan oleh pemerintah karena keamanan vaksin telah berkali-kali diuji sejak penelitian hingga setelah beredar di masyarakat.

"Bahwa keamanan vaksin tetap jadi perhatian utama dalam pembuatan, pemberian, dan pemantauan setelah menjadi program. Kalau ada kejadian ikutan pascaimunisasi tolong dilaporkan," katanya.

Baca juga: Guru Besar Unpad sebut mutasi tak hilangkan manfaat vaksin COVID-19



 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020