Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menginginkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian agar dapat memberikan porsi lebih kepada petani muda sesuai dengan tuntutan zaman dengan harapan mengatasi persoalan regenerasi sektor pertanian.

"Intinya adalah bagaimana regenerasi pelaku usaha pertanian ini dapat digalakkan," kata Andi Akmal Pasluddin dalam rilis di Jakarta, Kamis.

Menurut Akmal, dengan teknologi informasi yang begitu cepat serta sistem logistik pengiriman yang semakin digitalisasi, maka diharapkan masyarakat Indonesia melahirkan generasi muda yang mampu memanfaatkan potensi alam Indonesia yang dapat optimal di bidang pertanian dan perikanan.

Ia berpendapat bahwa generasi muda selaras dengan maksud tuntutan zaman saat ini yang mulai dari sistem produksi hingga pemasarannya mengadopsi sistem digital pada instrumen pelaksanaannya.

Baca juga: Hari Tani, Mentan tekankan Indonesia butuh regenerasi petani

"Masa pandemi ini secara tidak sadar telah memacu kreatifitas seluruh masyarakat berbagai profesi untuk menyesuaikan diri agar selamat dalam menjalankan dunia usahanya," katanya.

Akmal mencontohkan, pada bidang pertanian saat ini dikenal tren produk yang biasa saja sebelum-sebelumnya, sekarang menjadi buruan setiap pecinta produk tanaman hingga turut merubah prilaku.

Sebagai contoh, lanjutnya, tanaman hias yang asalnya tumbuh di hutan kini diburu, begitu juga tanaman yang daunya bolong-bolong dulu biasa saja, sekarang menjadi tanaman idola di sejumlah kalangan masyarakat tertentu.

Namun, ia mengingatkan bahwa tren produk seperti hortikultura jenis hias tidaklah bertahan lama sehingga kondisi tersebut juga akan lebih menarik bagi anak muda dalam rangka agar mereka dapat menciptakan kecenderungan tantangan dan hal baru.

Baca juga: Lewat Jambore, Petrokimia Gresik ajak milenial geluti pertanian

Sebagaimana diwartakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan dapat memberi pendampingan kepada dua juta petani hingga tahun 2023 untuk membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, Franky O Widjaja menjelaskan bahwa Kadin Indonesia bersama dengan Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro) telah berhasil mewujudkan target pendampingan satu juta petani pada awal 2020.

"Kadin bersama PISAgro siap melaksanakan arahan Presiden untuk meningkatkan pendampingan kepada dua juta petani pada 2023," kata Franky dalam sambutannya pada Jakarta Food Security Summit yang digelar Kadin Indonesia secara virtual, Rabu (18/11).

Menurut Franky, meningkatkan produktivitas para petani sekaligus mencapai ketahanan pangan tidaklah mudah karena ada sejumlah kendala yang harus dihadapi, seperti ketersediaan lahan, benih unggul, pupuk, pembiayaan, pemasaran, irigasi, sarana penyimpanan hasil pertanian dan sarana- prasarana lainnya, serta kelembagaan.

Namun Kadin optimistis kendala tersebut dapat diatasi dengan mengembangkan pola kemitraan yang dilandasi prinsip saling menguntungkan antara pemerintah, pengusaha, perbankan, petani melalui koperasi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rantai pasok terintegrasi.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meyakini Kadin mampu melipatgandakan jumlah petani swadaya yang diberikan pendampingan hingga dua juta orang pada 2023.
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020