Bandung (ANTARA News) - Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Bandung, menggelar aksi damai memperingati "May Day" dengan menyampaikan tuntutan menolak PHK masal para pekerja media.

"Tahun 2010 ini merupakan musim `gugur` pekerja media di Indonesia menyusul mencuatnya beberapa kasus PHK massal terhadap pekerja media," kata Ketua AJI Bandung Agus Rakasiwi dalam orasinya di sela-sela May Day di depan Gedung Sate Kota Bandung, Sabtu.

Berdasarkan data, sepanjang 2008-2009 AJI hanya mencatat sebanyak 100 pekerja media yang terkena PHK dan dipecat. Namun pada 2010 ini meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Beberapa alasan PHK massal dilakukan, salah satunya skorsing bernuansa union busting atau anti berserikat seperti yang melanda salah satu stasiun TV swasta nasional," kata Agus.

PHK massal pekerja media juga akibat adanya akuisisi perusahaan oleh kelompok lain dimana dilakukan pemecatan terhadap para pekerja media. Hal itu terjadi minimal dua kasus dengan jumlah pekerja yang terkena pemutusan sekitar 160 orang.

"Konflik ketenagakerjaan merupakan imbas dari ketidakjelasan kerja, permasalahan kesejahteraanpun termasuk di dalamnya," kata Agus.

Namun di lain pihak, bagi sebagian pekerja media juga belum memiliki serikat kerja di tempat kerjanya. Di lain pihak terkadang juga tidak ada kekompakan di dalamnya sehingga tidak optimal dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai pekerja perusahaan.

"Namun yang mengkhawatirkan adanya pemberangusan serikat pekerja di sejumlah industri media," katanya.

Sementara itu dalam May Day tersebut, AJI menyampaikan tiga tuntutan yakni menolak PHK massal, dirikan serikat pekerja di industri media serta menuntut upah layak bagi jurnalis dan pekerja media.

"Persatuan pekerja media adalah kunci untuk melawan ketidakadilan," kata Ketua AJI Bandung itu menambahkan.

(U.S033/R010/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010