Jakarta (ANTARA) - Arab Saudi mendorong kelompok 20 ekonomi utama dunia (G20) untuk meningkatkan akses pasar digital ubagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dorongan itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi, Abdullah A Alswaha, yang juga menjabat sebagai Satuan Tugas Ekonomi Digital G20 pada tahun ini.

Konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 akan berlangsung secara virtual dari Riyadh, Arab Saudi, pada 21-22 November 2020.

Alswaha, lewat pernyataan tertulis yang disiarkan pada laman resmi G20, Jumat, mengatakan perluasan akses digital terhadap para pelaku UMKM dapat meningkatkan peluang kerja yang setara untuk seluruh kelompok.

Terkait itu, Alswaha, saat diwawancarai CGTN, Kamis (19/11), mengatakan negara-negara anggota G20 dapat membentuk kerangka kerja bersama yang bertujuan menganalisis dan mengukur kekuatan ekonomi digital negara-negara G20.

"Setelah COVID-19 menyerang perekonomian, hanya ada satu kebenaran dalam hidup kita sekarang, dan tidak diragukan lagi digitalisasi merupakan alat paling baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendorong bagi kita semua untuk membentuk kerja sama lebih lanjut," kata dia.

Baca juga: KTT G20 Riyadh 2020 soroti pemulihan ekonomi global pascapandemi

Baca juga: Pemberdayaan perempuan disebut jadi pendorong utama pemulihan ekonomi


Dalam kesempatan itu, ia meyakini anggota G20 memiliki kemampuan untuk membentuk kerangka kerja sama yang dapat memperluas akses pasar digital untuk pelaku usaha kecil. "Kita memiliki kemampuan untuk memastikan jangan sampai ada yang tertinggal," ujar Alswaha.

Sementara itu, Kepala Otoritas Kecerdasan Buatan dan Data Arab Saudi, Abdullah AlGhamdi, saat pengarahan media, Kamis, mengatakan teknologi digital terbukti dapat menjadi alat yang dapat mengatasi berbagai tantangan, khususnya saat dunia menghadapi banyak pembatasan akibat pandemi COVID-19.

Untuk itu, ia mengumumkan Arab Saudi, yang pada tahun ini menjadi ketua G20, telah meluncurkan strategi tata kelola data dan kecerdasan buatan. "Tujuannya adalah untuk mengubah model pekerja di Arab Saudi ke depan," kata AlGhamdi.

Pemerintah Arab Saudi menargetkan 40 persen dari total keseluruhan pekerjanya akan bergerak di bidang data dan kecerdasan buatan pada 2030. 

Selain itu, Arab Saudi juga berusaha mencetak 20.000 ahli bidang data dan kecerdasan buatan dan membentuk 40.000 lapangan kerja terkait bidang tersebut pada 10 tahun mendatang.

Baca juga: Indonesia dorong APEC beri akses pasar global bagi UMKM

Baca juga: Google nilai UMKM dan ekonomi digital Indonesia potensial

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020