Mataram (ANTARA) - Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram belum menemukan empat nelayan yang hilang yang menjadi korban kecelakaan kapal KM Kerinci Indah 02 GT 26 di laut selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (17/11).

"Seluruh korban belum ditemukan hingga hari kelima pencarian," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram Nanang Sigit PH, ketika dihubungi di Mataram, Sabtu malam.

Ia mengatakan Tim Rescue Pos Siaga Pencarian dan Pertolongan Mandalika melakukan penyisiran sepanjang pantai selatan dari Pantai Kuta Mandalika menuju Pantai Selong Belanak, Kabupaten Lombok Tengah.

Baca juga: Basarnas perkuat sinergitas dengan potensi SAR di NTB

Selain menyisir perairan laut, kata Nanang, proses pencarian juga dilakukan dengan cara menyusuri pinggir kawasan pesisir menggunakan mobil pencarian dan pertolongan.

"Kami juga menyebar informasi kepada masyarakat sekitar dan para nelayan terkait kecelakaan laut tersebut. Jika ada warga yang menemukan korban agar melapor," ujarnya.

Nanang mengatakan upaya pencarian akan dilanjutkan kembali pada Minggu (22/11), mulai pukul 06.00 hingga 18.00 Wita.

KM Kerinci Indah 02 GT 26 yang mengangkut 11 nelayan dilaporkan mengalami kecelakaan di perairan selatan Pulau Lombok, NTB, pada Selasa (17/11), pukul 06.20 Wita.

Awak Kapal MV Cape Kallia yang saat itu berada di lokasi kejadian berupaya mengevakuasi para korban. Tujuh orang nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat dan empat orang masih dalam pencarian.

Ketujuh nelayan yang selamat adalah Ilham Werawansyah (34), Toni Wijaya (34) asal Padang, Sumatera Barat, Riyanto (25) asal Flores, Nusa Tenggara Timur, Jainuddin (51), Wagito (50), asal Kabupaten Banyuwangi, Irawan (27), dan Sulaiman (34), asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Basarnas kembali temukan satu korban tertimbun

Baca juga: Basarnas hentikan pencarian pesawat hilang di NTB


Sementara empat nelayan yang hilang dan belum ditemukan adalah Rudy Kurniawan (32), asal Yogyakarta, Agus Nopyan (37), asal Padang, Alfonso Mali (40), asal Medan, dan Badu Dahman Harahab (56), asal Cirebon.

Pewarta: Awaludin
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020