Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Swedia menyatakan komitmen untuk menjalin kerja sama pemerintahan dan bisnis yang berkelanjutan, yakni menyasar pada perekonomian ramah lingkungan, demikian disampaikan oleh pejabat tinggi kedua negara.

Dalam pidato di Pekan Kemitraan Berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP Week), Senin, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Swedia merupakan rekan di Eropa yang penting untuk Indonesia, sehingga penting pula bagi dua negara untuk "bangkit bersama dari pandemi COVID-19 menjadi lebih kuat."

"Saya yakin bahwa kemitraan kita dapat memberikan nilai tambah pada pemulihan ekonomi kedua negara, salah satunya yakni dalam membangun perekonomian yang hijau dan lebih berkelanjutan," kata Menlu Retno.

Retno juga menekankan kembali pesan Presiden RI Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 Ekonomi Utama (KTT G20), Minggu (22/11), yang meminta negara-negara G20 untuk menggunakan momentum pandemi sebagai pendorong ekonomi hijau.

"Kami juga perlu belajar banyak dari Swedia terkait ekonomi hijau. Swedia telah menunjukkan bahwa mengombinasikan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan adalah suatu yang mungkin," tutur Retno.

"Swedia juga dikenal luas sebagai salah satu negara yang memimpin dalam hal inovasi dan teknologi lingkungan," kata Retno menambahkan.

Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven, dalam acara yang sama, juga menyampaikan pesan serupa mengenai pemulihan ekonomi bersama kedua negara pada situasi pandemi dalam kerangka hubungan bilateral --yang tahun ini menginjak usia ke-70 tahun.

"Krisis ini mengingatkan kepada kita mengenai pentingnya kerja bersama dalam solidaritas internasional lintas batas untuk menemukan jalan demi menangani tantangan global: pandemi, krisis iklim, pemulihan ekonomi, dan ketidaksetaraan yang kian meluas," kata Lofven.

PM Lofven juga menekankan bahwa "Keluar dari krisis ini, kita harus dan akan bangkit menjadi masyarakat yang lebih kuat, lebih hijau, dan lebih inklusif."

Indonesia dan Swedia memulai hubungan diplomatik pada 1950. Kunjungan resmi pemimpin Kerajaan Swedia, Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia, ke Indonesia pada 2017 menandai hubungan yang baik antara kedua negara serta menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama.

"Pekan ini akan memberikan kesempatan kepada kita untuk terus membangun momentum tersebut dan membentuk kemitraan baru masa depan," demikian PM Lofven.

Baca juga: Dubes minta WNI di Swedia tingkatkan kewaspadaan COVID-19

Baca juga: Menhan: Kerjasama Indonesia-Swedia berdampak pada industri pertahanan

Baca juga: KBRI Stockholm dorong peningkatan ekspor sepeda ke Swedia


 

Indonesia-Swedia Teken 3 Naskah Kerja Sama

Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020