Chicago (ANTARA) - Emas terus merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencatat kerugian besar untuk hari kedua beruntun, saat kemajuan vaksin COVID-19 dan harapan yang didorong oleh transisi Gedung Putih mendorong investor untuk berbondong-bondong beralih ke aset-aset berisiko.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 33,2 dolar AS atau 1,81 persen menjadi ditutup pada 1.804,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (23/11/2020), emas berjangka terperosok 34,6 dolar AS atau 1,85 persen menjadi 1.837,80 dolar AS.

Harga emas berjangka terangkat 10,9 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.872,40 dolar AS pada Jumat (20/11/2020), setelah tergelincir 12,4 dolar AS atau 0,66 persen menjadi 1.861,50 dolar AS pada Kamis (19/11/2020), dan jatuh 11,2 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.873,90 dolar AS pada Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Emas anjlok tertekan data ekonomi positif dan hasil uji coba vaksin

"Lebih optimisme dalam hal ekonomi, berdasarkan vaksin telah mengambil beberapa status safe haven menjauh dari pasar emas," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

"Berkurangnya kekhawatiran politik untuk bergerak maju" juga telah mengurangi kebutuhan akan tempat berlindung yang aman, tambah Meger.

Indeks Dow menembus 30.000 poin untuk pertama kalinya saat investor bertaruh pada pemulihan ekonomi yang cepat menyusul kemajuan vaksin Virus Corona dan setelah Presiden terpilih AS Joe Biden bergerak lebih dekat untuk mengambil kendali kekuasaan pada Januari dengan persetujuan resmi.

Baca juga: Rupiah ditutup melemah, di tengah kabar baik soal vaksin

“Pengubah permainannya adalah kemampuan semua vaksin untuk menunjukkan janji yang baik,” kata Direktur Pelaksana RBC Wealth Management, George Gero, seraya menambahkan itu akan menjadi pendakian panjang untuk mendapatkan emas dalam keadaan ini.

Pada Senin (23/11/2020) safe-haven emas kehilangan 1,85 persen setelah perusahaan obat global lainnya AstraZeneca mengumumkan hasil uji coba yang menjanjikan atas kandidat vaksinnya.

Selain itu Biden diperkirakan akan mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS, dan investor melihat Yellen sebagai kekuatan untuk lebih banyak tindakan fiskal guna memerangi krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi.

Baca juga: Saham Spanyol melonjak lagi, Indeks IBEX 35 melambung 2,03 persen

Baca juga: Saham Jerman berbalik untung, Indeks DAX 30 melambung 1,26 persen


Penurunan harga emas juga terjadi meskipun dolar melemah, yang bertahan hampir mendekati terendah tiga bulan.

Emas, perlindungan terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi, masih naik lebih dari 19 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus global yang dipicu oleh pandemi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 33,3 sen atau 1,41 persen menjadi ditutup pada 23,3 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 26,6 dolar AS atau 2,85 persen menjadi menetap pada 958,3 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Inggris "rebound," Indeks FTSE 100 melonjak 1,55 persen

Baca juga: Saham Prancis bangkit kembali, Indeks CAC 40 melambung 1,21 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020