Kami sudah mematok proyeksi penjualan pada 2021 sebesar Rp874 miliar yaitu meningkat sebesar 72 persen dibandingkan penjualan di 2020 ini yang kami proyeksikan sebesar Rp507 miliar,...
Jakarta (ANTARA) - Emiten produsen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk menargetkan laba tumbuh sebesar 66 persen menjadi Rp228 miliar pada 2012 dibandingkan realisasi laba sepanjang 2020.

"Kami sudah mematok proyeksi penjualan pada 2021 sebesar Rp874 miliar yaitu meningkat sebesar 72 persen dibandingkan penjualan di 2020 ini yang kami proyeksikan sebesar Rp507 miliar, dan proyeksi laba pada 2021 sebesar Rp228 miliar yaitu meningkat sebesar 66 persen dibandingkan laba di 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp138 miliar," kata Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Ridwan menilai permintaan akan sarung tangan kesehatan berada pada tingkat permintaan yang belum pernah dialami sebelumnya. Dalam sepuluh tahun terakhir, tren permintaan sarung tangan konsisten bertumbuh 10-12 persen per tahun, sedangkan di tengah kondisi pandemi COVID-19, permintaan melesat hingga 30 persen sehingga industri sarung tangan tergoncang oleh ketidakseimbangan penawaran dan permintaan.

Baca juga: IPCM akan bayarkan dividen interim Rp10,6 miliar

Permintaan akan sarung tangan melonjak tinggi, namun pasokan cetakan sarung tangan sangat terbatas. Sebagai contoh, konsumsi sarung tangan per kapita di India telah meningkat dari empat unit menjadi 30 unit, yang mana permintaan tersebut telah melampaui pasokan di wilayah tersebut.

Kondisi tersebut, lanjut Ridwan, tentunya berdampak positif bagi perseroan sebagai 40 persen pemasok pasar global cetakan sarung tangan karet dimana 95 persen dari penjualan perseroan diserap oleh pasar ekspor dan Malaysia merupakan pelanggan terbesar dengan komposisi sekitar 65 persen dari total penjualan. Bahkan saat ini, perusahaan sudah mengantongi kontrak senilai 52 juta dolar AS untuk pengapalan pada 2021.

Ridwan menuturkan, lonjakan permintaan sarung tangan saat pandemi membuat pihaknya tidak menunda lama untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Kapasitas produksi perseroan yang semula 700.000 unit per bulan pada 2020 tidak mencukupi permintaan cetakan sarung tangan yang begitu agresif, sehingga mulai kuartal III 2020 perseroan meningkatkan kapasitasnya menjadi 800.000 unit per bulan.

Baca juga: Produsen cetakan sarung tangan MARK raup laba Rp89,98 miliar

Dengan naiknya permintaan pasar dan guna memenuhi permintaan yang selalu meningkat tersebut, perseroan pun berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru kedua di desa Dalu, Tanjung Morawa yang estimasinya akan rampung pada Mei 2021, sehingga kondisi tersebut akan menambah kapasitas produksi menjadi sekitar 1,1 juta unit per bulan pada 2021 dan bahkan akan ditingkatkan hingga mencapai 1,8 juta unit per bulan pada awal 2022.

"Untuk pembangunan pabrik baru ini, kami akan melakukan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp150 miliar. Angka ini sudah mencakup biaya untuk mendirikan bangunan, pembelian mesin serta instalasi mesin. Sumber dana yang dipakai perseroan berasal dari kas dan kredit perbankan," ujar Ridwan.

Harga saham emiten berkode MARK ini melambung 92,47 persen secara year to date (ytd) ke posisi Rp870 per saham pada 31 Oktober 2020 dari Rp452 per saham pada awal tahun ini.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020