Bandung (ANTARA News) - Sekitar 300 penderita penyakit Lupus di Bandung berjalan santai bersama "Walk For Lupus (WFL)" dalam rangka memperingati hari Lupus se-dunia di Aula Timur Kampus ITB, Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu.

Hari Lupus se-Dunia yang jatuh pada Senin (10/5) itu rangkaian acaranya di pusatkan di Aula Timur Kampus ITB, diawali dengan jalan santai yang dimulai sejak pukul 6.00 WIB dengan rute Jalan Ganesha - Ir. H. Juanda - Taman Dago - Jalan Ir. H. Juanda - dan kembali ke Jalan Ganesha (Aula Timur ITB).

Ketua panitia WFL, yang juga Development Program Officer Syamsi Dhuha Foundation (SDF) sebuah yayasan sosial pemerhati Lupus di Bandung, Dedeng Juheri mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk memasyarakatkan kembali apa itu Lupus, sehingga warga Kota Bandung dapat lebih mengenal dan memahami penyakit Lupus.

"Dari sini kita bersama-sama dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dan meminimalisir keterlambatan diagnosis. Jadi kalaupun memang positif menderita Lupus, penanganan lanjutannya dapat disikapi lebih cepat," kata Dedeng.

Dedeng menjelaskan, penyakit Lupus seringkali disebut sebagai penyakit ?seribu wajah?, karena dapat meniru berbagai macam penyakit dan keadaannya. Gejalanya yang sangat beragam dan dapat berbeda antara satu pasien dangan pasien yang lainnya, membuatnya sulit untuk dideteksi.

"Dari demam, nyeri otot dan sendi, rasa lelah dan lemas yang berkepanjangan, sariawan yang terus-menerus, gangguan pencernaan, anemia, sakit kepala, sensitif terhadap sinar matahari, tekanan darah tinggi, hingga gagal ginjal dan stroke," ungkapnya.

Lupus atau tepatnya SLE (Systemic Lupus Erythematosus), secara medis, SLE merupakan penyakit sistem daya tahan atau kekebalan (autoimun). Pada penderita lupus, antibodi diproduksi berlebihan. Antibodi, yang diibaratkan sebagai tentara di suatu negara yang seharusnya melindungi rakyatnya (organ tubuh) dari musuh (penyakit), malah bekerja salah arah, menyerang rakyatnya sendiri.

"Antibodi justru merusak organ tubuh sendiri, diantaranya kulit, syaraf, otot dan persendian, mata, jantung, darah, hati, ginjal dan paru. Seperti layaknya kudeta antibodi pada badan penderitanya sendiri," kata Dedeng mengilustrasikan.

Kegiatan memperingati hari Lupus itu dilanjutkan dengan senam sehat, bazar, pameran, konser musik mini dan terakhir ditutup dengan seminar dengan tema "Hidup Sehat bersama dr. Puti Rita Liswari, M.Sc, M.Kes direktur Integrated Health Center (IHC) Bandung".

"Sampai dengan hari ini, untuk jumlah penderita Lupus yang di Bandung saja belum ada data terbaru yang menyebutkan angka pasti, tetapi yang terdaftar sebagai anggota di SDF sekitar 300 anggota yang keseluruhannya adalah penderita Lupus," lanjut Dedeng.(KR-ASJ/Y008)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010