Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan menyatakan kepergian komedian kondang Abah Us Us yang meninggal dunia pada Sabtu pagi, merupakan kehilangan besar bagi masyarakat Jawa Barat.

"Abah Us Us merupakan salah satu seniman besar Jabar yang konsisten menggawangi dunianya seni komedi sejak tahun 1960-an hingga akhir hayatnya. Masyarakat Jawa Barat kehilangan seniman yang setia bagi kemajuan industri seni nasional," kata Gubernur Heryawan di Bandung, Sabtu.

Menurut Heryawan, Almarhum Abah Us Us merupakan salah satu seniman yang konsisten dan telah membuktikan perannya sebagai pelaku seni dan ikut andil dalam perkembangan industri seni di Indonesia, khususnya Jawa Barat.

Pelawak senior yang namanya melambung bersama grup D`Bodor bersama Alm. Yan Asmi atau Uyan dan Kusye itu merupakan salah satu pelawak yang memiliki talenta luar biasa dengan ciri khasnya menggunakan peniti "raksasa" di depan bajunya.

Almarhum merupakan personel D`Bodor kedua yang meninggal dunia pada tahun ini. Dua bulan lalu, Yan Asmi atau dikenal dengan nama Uyan juga meninggal dunia di Sukabumi Jawa Barat karena sakit.

"Masyarakat Jabar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya tokoh seni fenomenal asal Jabar itu, semoga arwahnya di terima di sisiNya," kata Gubernur Heryawan.

Menurut Heryawan, ciri khasnya berupa peniti besar Abah Us Us menjadi kenangan tersendiri. Heryawan sendiri mengaku tidak bisa melupakan aksi panggung Abah Us Us baik di panggung terbuka maupun di televisi.

"Yah itu tadi, peniti besarnya selalu dipakai. Itu jadi kenangan tersendiri bagi saya," kata Heryawan.

Ia berharap, spirit yang dimiliki oleh Almarhum Abah Us Us untuk diteruskan oleh generasi muda untuk secara konsisten dan profesional menekuni dunia yang digelutinya. Tidak hanya untuk pelaku seni khususnya komedian, namun juga bagi generasi muda pada umumnya.

Abah Us Us meninggal dunia Sabtu pagi pukul 06.55 WIB di Jakarta karena penyakit jantung. Jenazahnya sempat disemayamkan di Kompleks Wisata Cibubur dan dikebumikan di Ujungberung Kota Bandung.(S033/M019)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010