Moskow (ANTARA News/Reuters) - Dua ledakan di tambang besar batubara Siberia menewaskan sedikitnya 12 orang dan pencarian terhadap puluhan petambang yang terjebak di bawah tanah dihentikan, setelah ventilasi tambang penuh dengan asap dan gas, kata para penjabat Rusia, Ahad.

Kantor berita Rusia, Itar-Tass mengutip sumber pada perusahaan batubara itu mengatakan, 12 orang ditemukan tewas, dan dikhawatirkan terus bertambah.

Empat puluh satu lainnya cedera dalam ledakan di tambang Raspadskaya di wilayah Kemerovo, Kuzbass, Rusia yang kaya batubara Sabtu malam, kata Valery Korchagin, penjabat pelayanan darurat daerah itu, kepada Reuters melalui telepon.

Ledakan pertama disebabkan oleh gas metan namun pihak yang berwenang tidak menyebutkan secara khusus apa penyebab ledakan kedua.

Korchagin mengatakan, 64 petambang dan 20 petugas pertolongan masih berada di bawah tanah hampir sembilan jam setelah ledakan pertama, yang terjadi beberapa saat sebelum tengah malam Sabtu.

Operasi-operasi penyelamatan dihentikan karena situasinya berbahaya dan dikhawatirkan adanya ledakan lanjutan setelah ledakan kedua, sekitar empat jam kemudian yang merusak ventilasi tambang, kata Korchagin.

Para petugas darurat berupaya memompa air dalam tambang, katanya menambahkan.

"Upaya-upaya pertolongan kini dilakukan untuk mengirimkan orang-orang yang tewas," kata Kemerovo, gubernur wilayah Aman Tuleyev, di tempat kejadian, menurut Itar-Tass.

Dia mengatakan, mereka akan melanjutkan tugasnya setelah situasinya pulih kembali.

Itar-Tass mengutip satu sumber pada perusahaan pemilik tambang Raspadskaya yang mengatakan, telah melakukan kontak dengan 20 petugas darurat di dalam tambang, terdiri tiga penyelamat, namun putus dan nasib mereka tidak diketahui.

Korchagin mengatakan, 12 dari korban cedera dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.

Mereka adalah di antara sekitar 200 orang yang selamat setelah ledakan Sabtu.

Drama kematian pada tambang merusak peringatan ulang tahun ke-65 kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, pada akhir pekan ini, yang akan menampilkan parade militer di Lapangan Merah Moskow, Ahad, yang disaksikan oleh para pemimpin Rusia dan asing.

Tambang di kota Mezhdurechensk memiliki cadangan sekitar 450 juta ton batubara, dan baru diproduksi 8,9 juta ton pada 2007, menurut perusahaan batubara terbesar di Rusia,Raspadskaya.

Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memerintahkan Menteri Darurat Sergei Shoigu untuk menjamin kemungkinan apapun dilakukan untuk menyelamatkan para petambang.

Perdana Menteri Vladimir Putin juga telah berbicara dengan gubernur wilayah Kemerovo, Aman Tuleyev, kata media Rusia melaporkan.

Ledakan-ledakan tambang dan kecelakaan pada industri lain telah memicu diulanginya kembali seruan-seruan para pemimpin Rusia, untuk memperbaiki infrastruktur dan memperketat peraturan keselamatan tambang.
(Uu.H-AK/H-RN/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010