Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Yos Johan Utama menilai program Apresiasi Pelaku Budaya (APB) terdampak pandemi COVID-19 yang diinisiasi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud merupakan bentuk pembangunan kemanusiaan.

"Kontribusinya tidak sekadar membuat pegiat budaya tetap dapat berkreativitas saat pandemi, mereka terbantu secara ekonomi. Namun juga ada nilai kemanusiaan, yaitu karya bangsa tetap hidup karena semangat pegiat budaya dijaga," ujar Yos Johan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan pemerintah Indonesia mewujudkan secara nyata salah satu bentuk pembangunan kemanusiaan dengan tetap menggerakkan sumber daya manusia merawat nilai budaya sebagai kebanggaan bangsa.

"Perhelatan seperti APB dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbud wajar diapresiasi. Dapat melestarikan khazanah budaya sekaligus membangun pemikiran sumber daya manusia tidak buntu dan mereka terbantu," katanya.

Ditjen Kebudayaan Kemendikbud telah menginisiasi program APB terdampak krisis pandemi COVID-19.

Untuk program APB terdampak krisis pandemi COVID-19 tahap I sudah terlaksana Oktober lalu. Tahap II akan kembali dilakukan pada November usai rampungnya proses verifikasi data dan validitas persyaratan.

Bantuan akan disalurkan sebesar Rp1. 000.000 kepada 59.000 pelaku seni budaya terdampak pandemi COVID-19 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Informasi lengkap APB bagi pegiat budaya terdampak krisis pandemi dapat diakses melalui laman https://apb.kemdikbud.go.id.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020