Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina menilai kasus ledakan tabung gas yang akhir-akhir ini marak terjadi diakibatkan oleh faktor kemiskinan.

"Kasus ledakan tabung gas khususnya di Jakarta terjadi setelah dua tahun masa konversi," kata Deputi Direktur Pemasaran PT Pertamina, Hanung Budya, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, dalam waktu dua tahun setelah konversi, kompor, tabung gas, dan regulator sudah mulai aus atau rusak sehingga kemungkinan untuk meledak semakin besar.

Kemiskinan menjadi akar masalah tersebut, karena masyarakat tidak mampu untuk mengganti peralatan masak mereka yang telah dikonversi setelah mengalami kerusakan.

"Akar masalah persoalan ini adalah kemiskinan," katanya.

Ia juga berpendapat, hal kedua yang menjadi akar masalah adalah lingkungan dapur masyarakat tertentu yang tidak memenuhi syarat seperti tidak adanya ventilasi.

"Sehingga kalau ada kebocoran maka gas tidak bisa keluar," katanya.

Menurut dia, banyak masyarakat yang kurang mampu mengganti peralatan masak mereka yang telah dikonversi sehingga kerap ditemukan di lapangan banyak yang terpaksa membeli selang bodong yang harganya murah.

Bahkan ada pula yang memanfaatkan selang air yang diikat kawat, katanya.

"Ada regulator yang diganjal dengan menggunakan sesuatu karena telah rusak tapi tidak diganti," katanya.

"Solusinya kita harus mulai mengarah bagaimana agar kita bisa membantu masyarakat mendapatkan peralatan itu, apa dengan cara kredit atau yang lain," katanya.

Idealnya penggunaan peralatan masak tersebut adalah satu hingga dua tahun atau bahkan lebih lama bila cara pemakaian dan syarat penggunaan tercukupi.
(H016/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010