Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Swedia menyepakati pandangan bahwa peluang membentuk kerja sama bidang kesehatan masih terbuka luas, khususnya dalam bidang pengembangan vaksin dan obat COVID-19.

Pandangan itu disampaikan oleh duta besar kedua negara, Jumat, dalam salah satu rangkaian acara peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Swedia.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo menyebutkan ada beberapa area kerja sama bidang kesehatan yang dapat dijajaki lebih lanjut, khususnya terkait penanggulangan pandemi COVID-19.

“Indonesia saat ini mengembangkan vaksin COVID-19 sendiri dan itu jadi peluang kerja sama yang masih terbuka luas untuk lembaga dan universitas dari dua negara untuk berkolaborasi,” sebut Dubes Kamapradipta, yang akrab disapa Kama.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg, dalam acara diskusi panel yang membahas isu kesehatan itu, mengatakan COVID-19 mengingatkan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dan Swedia, bahwa ada kebutuhan untuk bekerja sama menanggulangi pandemi.

Pandemi COVID-19, menurut dia, jadi salah satu alasan yang mendorong Indonesia dan Swedia meningkatkan kerja sama bidang kesehatan.

“Pandemi ini, yang turut menguji negara kita (Indonesia dan Swedia, red) menunjukkan betapa pentingnya bekerja sama karena tantangan semacam itu (COVID-19, red) harus ditanggulangi lewat kebijakan di tingkat global,” kata Dubes Berg.

Dalam kesempatan itu, Berg menyampaikan bahwa Swedia dikenal sebagai salah satu negara yang unggul dalam bidang riset, khususnya yang terkait dalam pemecahan masalah.

Keunggulan tersebut, kata Dubes Berg, jadi salah satu peluang yang sebaiknya dimanfaatkan oleh Indonesia melalui kerja sama dan kolaborasi bidang kesehatan.

“Kami berharap ke depan akan ada banyak kolaborasi yang terbentuk setelah acara ini,” ujar Marina. 

Indonesia mengembangkan kandidat vaksin COVID-19, yang disebut vaksin Merah Putih --buatan Lembaga Bio Molekuler Eijkman dan PT Bio Farma (Persero), perusahaan farmasi milik negara terbesar di Indonesia.

Kandidat vaksin itu, yang menggunakan protein rekombinan sebagai material utamanya, dikembangkan dari strain/galur virus SARS-CoV-2 yang ditemukan di pasien COVID-19 di Indonesia. SARS-CoV-2 merupakan virus corona jenis baru yang menyebabkan COVID-19.

Pemerintah Indonesia menargetkan pihaknya dapat mengeluarkan izin pakai untuk kebutuhan darurat dan memproduksi vaksin Merah Putih pada 2021.

Baca juga: Putri Sofia jadi relawan medis COVID-19 di rumah sakit di Swedia

Baca juga: Vaksin Merah Putih sebagai simbol kemandirian dan kemajuan Indonesia


Baca juga: Menhan: Kerjasama Indonesia-Swedia berdampak pada industri pertahanan

 

Indonesia-Swedia Teken Tiga Naskah Kerja Sama

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020