Muara Teweh (ANTARA News) - Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Sabtu, terus meluas akibat meluapnya Sungai Barito dalam tiga hari terakhir.

"Ketinggian air terus bertambah bahkan sejumlah jalan sudah tidak bisa dilewati kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat," kata seorang warga Muara Teweh, Syarbani.

Kawasan yang terendam banjir di Muara Teweh di antaranya Jalan Merak, Jalah Imam Bonjol, Jalan Dahlia, Jalan Sengaji, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Perwira dan Jalan Panglima Batur.

Ketinggian air di Jalan dan kawasan padat penduduk itu bervariasi hingga 1,5 meter.

"Rumah kami juga sudah terendam dengan ketinggian air sepinggang orang desa," katanya.

Syarbani terpaksa membuat panggung dari kayu dalam rumah guna menyelamatkan harta bendanya dari banjir.

Sejumlah warga kini sebagian menggunakan. perahu kecil (jukung) untuk menjangkau tempat tinggalnya.

"Kami menggunakan jukung untuk keluar rumah," katanya.

Selain Muara Teweh, kawasan yang terendam banjir musiman ini juga merendam sejumlah kawasan yang berada di pinggiran Sungai Barito di antaranya Kelurahan Jambu dan desa-desa yang berada di dataran rendah.

Naiknya air Sungai Barito sepanjang 900 kilometer yang kawasan hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya, Kalteng dan bermuara di laut Jawa, ini juga telah mengganggu transportasi sungai terutama angkutan kapal dan tongkang bertonase besar.

Sejumlah kapal tunda dan tongkang terpaksa bersandar di kawasan hutan pedalaman di wilayah Kabupaten Barito Utara.

Menurut Rizalfi, saat ini skala tinggi air Muara Teweh berada di angka 15 meter yang menujukan ketinggian air Sungai Barito di atas normal dan tidak aman bagi pelayaran kapal besar.

"Untuk sementara angkutan bertonase besar dihentikan, sambil menunggu turunnya debit Sungai Barito hingga berada di skala tinggi air 11,50 meter," katanya.

Sementara Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Beringin Muara Teweh, Sunardi mengatakan hujan lebat yang mengakibatkan sejumlah kawasan terendam banjir ini mencapai 235,1 milimeter dalam duabelas hari.

"Kalau dilihat tingkat curah hujan sudah dikatakan berada di atas normal karena baru sebelas hari curah hujan cukup tinggi," katanya.

Prediksi hujan pada Mei mencapai rata-rata 269 mm, sedangkan batas normal hingga di atas normal antara 228-309 mm.

"Hujan yang mengguyur wilayah pedalaman Kalteng ini memang memasuki puncak musim hujan," katanya. (*)

(T.K009/Z002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010