kami meminta pemerintah sigap lakukan mitigasi
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah memantau secara cermat pelaksanaan mitigasi dan penanganan bencana alam di sejumlah daerah.

Dia menilai, langkah mitigasi penting dilakukan untuk mengurangi jumlah korban sekaligus penanganan dampak bencana dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Kami dapat merasakan duka yang dirasakan warga di beberapa daerah yang menjadi korban atau terdampak bencana alam ini. Kami meminta pemerintah sigap lakukan mitigasi dan penanggulangan bencana dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: BNPB: Gunung Api IIi Lewotolok kembali erupsi

Hal itu dikatakannya terkait beberapa gunung berapi menunjukkan peningkatan aktivitas di antaranya Gunung Semeru di Jawa Timur, dan Gunung Ile Lewotolok di NTT. Peristiwa tersebut membuat ribuan warga mengungsi akibat adanya peningkatan aktivitas di dua gunung tersebut.

Selain itu terjadi juga banjir di Ciemas, Sukabumi; banjir dan longsor di Simalungun, Sumatra Utara; serta daerah rawan bencana longsor dan banjir, seperti di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dan daerah lainnya.

Puan mengatakan, pemerintah pusat harus meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah guna mengoptimalkan kewaspadaan, menentukan langkah mitigasi, dan penanganan dampak bencana.

Baca juga: BNPB gelar TFG untuk mitigasi ancaman banjir Ibu Kota Jakarta

Menurut Puan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga harus terus berkoordinasi untuk menyiapkan pengungsian dan logistik bagi pengungsi.

"DPR RI meminta pemerintah daerah yang wilayahnya terjadi bencana atau rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan, perkuat koordinasi agar mitigasi dan penanganan bencana dapat dilakukan dengan baik," ujarnya.

Puan mengatakan, DPR RI berharap masyarakat korban bencana mendapat asupan nutrisi yang cukup di pengungsian dan mendapat pendampingan psikologis untuk proses pemulihan trauma.

Baca juga: 2.635 bencana alam terjadi sepanjang Januari hingga 25 November

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020