Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Empat pelukis menyiapkan pameran bertajuk "Membaca Borobudur" sebagai ungkapan mata hati mereka atas cerita mengenai candi tersebut dengan kehidupan masyarakat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Karya-karya mereka seakan suatu cerita tentang situasi dan kondisi Borobudur secara luas yang ditangkap dengan mata hati seniman dan kemudian dituangkan dalam lukisan," kata pemilik "Liman Jawi Art House Borobudur" Umar Khusaeni, di Borobudur, Kamis.

Pameran lukisan di galeri yang letaknya sekitar 600 meter sebelah timur Candi Borobudur itu berlangsung mulai 23 Mei hingga 27 Juni, dan diikuti.

Pelukis yang mengikuti pameran itu Damtoz Andreas, Hatmojo Aka Daun, J Sodick Ardhani, dan Wahudi.

Ia mengatakan, pameran yang juga akan ditandai dengan penampilan seni oleh Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu akan dibuka pemilik Galeri Apik Jakarta, Rahmat Bastian, dengan dihadiri kalangan seniman, budayawan, dan penikmat seni berasal dari sejumlah kota besar di Jawa.

Pameran belasan karya lukis dengan berbagai objek Candi Borobudur dan kawasannya itu, kata Umar, sekaligus sebagai bentuk perenungan publik tentang Tri Suci Waisak.

Tri Suci Waisak yang dirayakan umat Buddha yang dipusatkan di Candi Borobudur jatuh pada Jumat (28/5).

Beberapa karya itu antara lain tentang Candi Borobudur, pasar tradisional setempat, aktivitas sehari-hari masyarakat desa sekitar candi, dan lingkungan alam Borobudur.

"Candi Borobudur punya sisi-sisi yang membangkitkan imajinasi sendiri-sendiri para seniman, mereka punya bahasa seni tersendiri setelah membaca Borobudur," kata Umar.

Ia mengatakan, Candi Borobudur memiliki berbagai nilai penting yang universal.
(M029/S018)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010