Jakarta (ANTARA News) - Para ilmuwan telah menemukan sekelompok varian gen yang bisa meningkatkan kerentanan terhadap penyakit menular seperti tuberkulosis dan malaria, tapi penemuan itu dapat membantu meracik obat baru guna mengatasi beberapa penyakit sekaligus.

Para peneliti yang berasal dari Britania dan Singapura menemukan bahwa beberapa mutasi gen yang berbeda bernama CISH berisiko tinggi menularkan penyakit menular.

Salah satu mutasi itu dapat meningkatkan risiko sebesar 18 persen, kata mereka.

"Itu sebuah gen kecil yang terdapat dalam beberapa penyakit menular di tingkat mendasar. Ini adalah penemuan langka dan tak terduga," kata Judith Swain, Direktur Institute Singapura untuk Klinis Ilmu Pengetahuan dan juga seorang peneliti yang bekerja pada studi ini.

Dia mengatakan, penemuan tersebut memiliki "dampak lebih besar" karena memberikan pemahaman baru bagi ilmuwan atas mekanisme penyakit menular sehingga membantu mereka mencari obat-obatan baru dan lebih efektif.

Meskipun ada obat yang tersedia untuk mengatasi malaria, tuberkulosis (TBC) dan infeksi bakteri darah tapi masih saja membunuh jutaan orang di seluruh dunia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dampak malaria dan TBC jika digabungkan hampir membunuh 2.7 juta orang setiap tahun.

Sebagian besar kematian melanda negara-negara miskin dimana akses pencegahan dan obat-obatan sangat terbatas dan sejumlah ahli mengatakan perawatan baru dan vaksin diperlukan untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Tim ilmuwan telah menganalisa gen lebih dari delapan ribu orang di situs klinis di Malawi, Kenya, Vietnam, Hong Kong dan Gambia selama lima tahun.

Mereka mencari varian genetik yang meningkatkan kerentanan terhadap TB, malaria dan infeksi bakteri darah serius atau bakteremia.

Hasil penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine pada Rabu menunjukkan terdapat hubungan mencolok antara varian gen yang disebut CISH dan risiko kerentanan yang lebih besar.

CISH mengkodekan suatu protein yang membaur dalam kekebalan tubuh terhadap penyakit menular. Gen tersebut memainkan peran untuk meredam pesan sinyal antara sel-sel sistem kekebalan tubuh.

"Ini benar-benar tidak biasa menemukan sebuah gen yang berdampak terhadap beberapa penyakit menular," ujar Adrian Hill, seorang yang memimpin studi di Wellcome Trust Center for Human Genetics (CHG) di Oxford University dalam sebuah wawancara telepon.

"Dan satu itu berada tepat di pusat pengaturan kekebalan tubuh sehingga mendatangkan sebuah kepentingan besar."

Hill dan tim telah mengidentifikasi lima varian genetik berbeda dari gen CISH.

Hasil penelitian dari orang-orang yang diteliti, salah satu varian mampu meningkatkan kerentanan sebesar 18 persen terhadap penyakit dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki varian risiko.

"Itu sebuah ukuran besar atas efek sebuah gen tunggal," kata Fredrik Vannberg dari Wellcome's CHG yang juga bekerja pada studi ini.

Risiko tersebut meningkat 81 persen kepada orang yang membawa empat atau lebih varian gen CISH, kata para ilmuwan.

(Adm/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010