Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Himsataki) menarget penempatan 30.000 pekerja migran ke Jepang setelah Negara Sakura itu menyatakan membutuhkan ratusan ribu tenaga kerja.

Himsataki dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat, menyampaikan audiensi dengan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani dilakukan untuk membicarakan rencana penempatan dan perlindungan pekerja migran, termasuk yang ke Jepang.

“Kami sudah lama menantikan kedatangan Himsataki sebagai salah satu asosiasi penempatan PMI. Karena seperti yang selalu saya sampaikan, bahwa pemerintah, dalam hal ini BP2MI, tidak dapat berjalan sendiri dalam hal kepentingan keselamatan pelindungan bagi PMI. Kami butuh sinergi dengan semua asosiasi, termasuk Himsataki,” ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Kantor BP2MI, Jakarta.

Ketua Himsataki Tegap Harjadmo menyatakan apresiasinya kepada Kepala BP2MI dan menyatakan keseriusannya pada program penempatan ke Jepang.

"Peluang kerja PMI di Jepang terbuka lebar, terlebih lagi selama ini permasalahan pekerja migran Indonesia dengan negara penempatan Jepang sangat rendah dibanding negara-negara lain," ujar Tegap.

Dalam waktu dekat Himsataki akan membuka kantor agensi di Jepang sebagai langkah serius penempatan tersebut. "Dengan mengantongi izin usaha Toroku Shien Kikan (TSK) akan memudahkan Himsataki menempatkan pekerja migran ke Jepang," kata Tegap.

Dalam kesempatan tersebut, Himsataki juga menyerahkan sejumlah berkas sebagai bukti legalitas asosiasi penempatan pekerja migran ke luar negeri yang sah.

“Kami memenuhi janji kami untuk menyerahkan legalitas asosiasi ini beserta daftar anggotanya. Ke depannya kami akan merekrut lebih banyak anggota, yang bukan hanya terdiri dari perusahaan penempatan, tapi juga dari kalangan pengusaha, bahkan sponsor pekerja migran, yang akan kami bina dengan harapan dapat mengurangi masalah selama ini. Kami akan perkuat jaringan di daerah, bukan di pusat,” ucap tegap.

Kepala BP2MI, menurut dia, menanggapi positif hal tersebut. Benny menyatakan akan mendukung sepenuhnya penempatan pekerja migran ke Jepang

"Saat ini kami sedang mencari formula dan skema penempatan yang paling ideal. Jika memang ada peluang ke Jepang, kenapa tidak kita mulai dari situ. Apalagi melihat banyaknya kasus yang terjadi di Arab Saudi dan Malaysia, jadi mengapa tidak menempatkan di luar negara tersebut?" ujar Benny.

Dia menyatakan konteks kehadiran negara adalah memberikan pelayanan dan kemudahan bagi badan usaha, swasta, maupun asosiasi untuk menempatkan pekerja migran secara prosedural dan aman.

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020