Pemain Paris St Germain Neymar merayakan gol ketiga timnya saat menang 3-1 melawan Manchester United pada pertandingan Liga Champions di Old Trafford, Manchester, Inggris, Rabu (2/12/2020). ANTARA/REUTERS/Phil Noble/am.

Kurang jeli

Tuchel menyadari laga ini krusial sehingga tak mau menoleransi sedikit pun kekeliruan tak perlu yang bisa merusak rencananya.

Untuk itu dia ganti Leandro Paredes dengan Ander Herrera karena khawatir Paredes yang sudah terkena kartu kuning pada menit ke-27, bakal menerima kartu kuning kedua. Begitu pula dengan Marco Verratti yang dia ganti 19 menit setelah mendapatkan kartu kuning.

Kalkulasi seperti ini tidak terlihat dari Solskjaer padahal dia dan timnya tidak dalam kondisi se-tertekan PSG.

Dia tahu Fred beruntung tak mendapatkan kartu merah pada menit ke-23 karena menyerudukkan kepalanya ke dagu Paredes.

Dia juga sadar Fred tidak lebih baik dari Donny van de Beek, Nemanja Matic atau bahkan Paul Pogba dan Juan Mata.

Namun dia ngotot memainkan gelandang Brasil itu pada babak kedua ketika Van de Beek, Pogba atau Matic punya keterampilan dan kemampuan untuk menutup ketidakhadiran Fred.

Baca juga: Solksjaer minta legiun Brasil-nya isi tempat Pogba
Baca juga: Solskjaer sebut Van de Beek punya peran penting meski jarang dimainkan


Wasit Daniele Orsato sendiri agaknya diam-diam "menyesal" tidak memberikan kartu merah langsung kepada Fred pada babak pertama sehingga ketika Fred melakukan tekel yang sebenarnya bersih pada menit ke-70, wasit ini tak ampun mengeluarkan kartu merah.

Momentum memastikan lolos ke fase grup Liga Champions pun hilang seketika.

Walaupun saat itu kedudukan 2-1 untuk PSG, MU punya peluang besar menyamakan kedudukan dan bisa meredam ofensif PSG. Tetapi kehilangan seorang pemain saat menghadapi tim raksasa seperti PSG sama artinya mengakhiri peluang itu.

Keputusan soal Fred ini sendiri tak mengherankan karena Solskjaer kerap lambat membaca pertandingan dan cenderung lebih berjudi dengan tak pernah memasang formasi starter yang sama. Selalu berubah dan hasilnya pun tidak konsisten.

Baca juga: Mourinho memprediksi Fred bakal bersinar di Manchester United

Menang 3-1 melawan PSG pada 20 Oktober ketika Axel Tuanzebe berperan vital dalam menjinakkan Neymar dan Kylian Mbappe, Solskjaer melucuti bek itu dan malah memasukkan Daniel James yang tumpul di barisan depan ketika menghadapi Chelsea empat hari kemudian. MU pun cuma bisa seri 0-0 melawan The Blues.

Kemudian pada 28 Oktober, Setan Merah menggasak RB Leipzig 5-0. Empat hari kemudian, Solksjaer kembali mengubah starting-eleven Setan Merah. Matic dan Pogba tak masuk starter saat melawan Arsenal. Hasilnya, MU menyerah 0-1 kepada The Gunners.

Lalu, setelah melakukan pembalikan luar biasa 3-2 melawan Southampton pada 29 November, Solskjaer kembali mengubah line-up dengan memasukkan lagi si mandul Martial yang diperburuk oleh kartu merah Fred.

Baca juga: Penampilan buruk pemain MU bakal membuat Solksjaer dipecat
Baca juga: Arsenal rusak perayaan laga ke-100 Solskjaer tangani MU


Selanjutnya butuh konsistensi

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020