Timika (ANTARA News) - Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di kota Timika, Papua hingga Senin siang cukup tegang menyusul kasus pembunuhan yang menimpa Lamber Ondos Rumte (30), warga suku Kei pada Minggu (23/5) malam.

Kasus tersebut memicu amarah keluarga korban dengan menganiaya sejumlah warga lain yang tidak tersangkut dengan masalah awal.

Kimi Wenda, warga Jalur 5 Jalan Ale-ale Kwamki Lama dibacok pada kedua siku tangannya dengan parang oleh warga suku Kei di Jalan Hasanuddin Pasar Sentral Timika, Senin sekitar pukul 08.30 WIT.

Saat itu Kimi Wenda berencana ke Pasar Sentral untuk berjualan. Korban sudah dibawa ke RSUD Mimika untuk dirawat.

Warga lainnya, Eltinus Kiwak (42) dan Marthen Pigome (25) dibacok pada punggung dan telapak tangan mereka saat sedang menumpang sepeda motor. Eltinus dirawat di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.

Aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga Kei memicu kemarahan warga Paniai. Sekitar pukul 10.30 WIT, puluhan warga Paniai dengan bersenjatakan panah dan parang menuju Jalan Pattimura Sempan, Kampung Inauga untuk menyerang warga Kei.

Aksi mereka digagalkan aparat kepolisian dari Polres Mimika dan Brimob Detasemen B Polda Papua dengan mengerahkan mobil barakuda dan water canon untuk menghalau massa suku Paniai yang datang dari arah belakang Gedung Eme Neme Yauware kompleks Timika Indah.

Sekitar pukul 12.30 WIT, massa suku Paniai kembali ke Lapangan Timika Indah dengan berjalan kaki dan dikawal polisi.

Kapolres Mimika, AKBP Mochammad Sagi mengatakan situasi kamtibmas di Timika sudah kondusif.

"Sekarang situasinya sudah kondusif,  tadi pagi memang sempat terganggu dimana beberapa ruas jalan sempat ditutup," kata Sagi.

Ia mengatakan, empat orang pelaku yang menganiaya Lamber Ondos Rumte sudah diamankan di Polsek Mimika Baru.

Sagi mengaku telah memerintahkan Kapolsek Mimika Baru, AKP Lang Gia untuk mempertemukan tokoh-tokoh warga suku Kei, Paniai dan Dani guna mencari solusi penyelesaian konflik tersebut.
(E015/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010